Mohon tunggu...
Rishar SaidahTulan
Rishar SaidahTulan Mohon Tunggu... Lainnya - Be close to god, thus we will find the peace.

Larik puisi bagian ku menuntun sukma tuk tak sembilu, aku si penyair fajar yang membentang bagai rembulan. Itu saja kiasan liniku, semoga bisa membantu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku adalah Bentuk Amal Jariyah untuk Orang tua

24 September 2021   21:11 Diperbarui: 24 September 2021   21:18 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kala ini aku sedang merenung hal baik apa saja yang sudah aku lakukan tuk orang tua ku. Bukan sekedar renungan tapi kesadaran yang sudah cukup lama terngiang namun tak kunjung terwujud menurutku. Iya rasanya waktu semakin cepat beralih menua mencuri dan mengambil sisa -sisa hidup kedua nya yang kini mulai menua. 

Bukan tua raga tapi jiwa yang lelah juga seharusnya sudah menikmati masa pensiun dari pekerjaan, yah meskipun hanya sebagai pedagang, syukurpun akan terus  dinikmati sebagai penyedap rasa menemani langkah dalam hidup.

Wajah keduanya sembari terlintas sedikit demi sedikit, tidak samar karena aku ingat betul bagaimana keduanya berusaha dan berupaya semampu nya. tapi ada kalimat yang berbisik halus " bukankah kau sedang berjuang mengumpulkan amal jariyah tuk kedua nya"?. masih samar sebenarnya kata-kata itu untuk ditafsirkan kembali olehku. 

"Apa itu, apa yang sedang aku lakukan, amal jariyah apa, bahkan sekarang aku bukan lah apa-apa? harta benda bahkan pekerjaan belum ku dapat juga pendidikan belum ku selesaikan??.

Sepertinya benar, saat ini jiwaku sendiri yang sudah berperan aktif menguatkan langkah ku ini yang kian hari memudar bersama lelahnya otak untuk berpikir. "seharusnya aku lebih cocok jadi ahli filsafat, ketimbang jatuh bangun menjungkirkan lidah untuk fasih berbahasa asing", kata ku. 

Sebenarnya berbahasa itu baik apalagi jika minat dan skill itu berasal dari keinginan jernih. tapi sudahlah aku sudah terlalu optimis untuk katakan bahwa aku pasti bisa. 

Dari awal dan sudah sedari dalam kandungan mungkin bahwa setiap anak di dunia ini pasti akan merasakan indahnya memiliki ilmu pengetahuan meskipun sebagian nya masih belum terjamah secara merata dikalangan anak-anak yang mungkin jauh dari peradaban pengetahuan. tapi sesungguhnya peradaban pengetahuan itu sendiri itu sudah ada bersama anak itu sendiri yaitu kedua orang tua. 

Sosok yang berpengetahuan walaupun sederhana mendidik juga mengajar akan hal-hal yang akan dihadapi dalam dunia ini.

Dari kedua nya ada hikmah yang di pelajari bahwa keluarga adalah segalanya dan pendidikan adalah yang utama. karena yang terdidik berawal dari dalam keluarga dengan bahasa juga tingkah laku perbuatan. 

Sangat sulit memang untuk menjadi kedua sosok mulia ini, banyak yaang harus diperjuangkan, dikorbankan bahkan ketidakpedulian pada diri sendiri. 

Iya, keduanya juga punya tanggung jawab terhadap dirinya dihadapan tuhan nanti, untuk apa masa nya keduanya dihabiskan, apakah ketika keduanya sudah dikaruniai amanah masihkah terlupa akan kewajiban dan kebutuhan ruhani nya sebagai insan yang bertuhan?. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun