Mohon tunggu...
M Hariri
M Hariri Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Filsafat dan Pemerhati Demokrasi

Knowledge is power

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menyoal Fungsi Perangkat Desa

28 Februari 2019   15:01 Diperbarui: 28 Februari 2019   15:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Pembuatan Bros dari Kulit jagung

Persembahan dari KKN 65 UIN Sunan Ampel Surabaya 2018, Jelu, Ngasem, Bojonegoro

Banyaknya pengangguran di desa-desa terpencil, yang jauh dari kota, yang meliputi ibu-ibu rumah tangga dan pemuda-pemuda, menunjukkan perangkat desa kurang lihai atau enggan mengembangkan dan mencari inisiatif supaya masyarakat tidak menganggur.

Sebagai wakil rakyat, seharusnya perangkat desa mampu memajukan masyarakatnya sendiri. Tapi sayang, mereka sering kali enggan mengembangkan desanya, menganggap bahwa tugas mereka hanya memproses data-data masyarakat, seperti KK, KTP, RASKIN, dan dana infrastruktur. Dengan ini, tidak dapat ditolak jika angka pengangguran di desa-desa terpencil sangat banyak yang akhirnya berdampak pada rendahnya ekonomi.

Rendahnya ekonomi bukan hanya disebabkan sedikitnya peluang kerja. Sudah pasti keadaan desa sangat tidak memungkinkan untuk hal seperti itu. Tapi perangkat desa seharusnya bisa melihat potensi lain yang ada di desa dan mengembangkannya.

Salah satu potensi desa adalah pertanian. Namun, lumrahnya, masyarakat hanya cukup tahu menanam dan panen, lalu dijual. Mereka tidak punya (lumrahnya) pandangan lain yang kreatif untuk mengembangkan pertaniannya selain menanam dan panen.

Sedangkan pekerja sawah yang paling umum adalah kalangan orang yang sudah berkeluarga, bukan dari kalangan pemuda-pemuda, para janda, dan ibu-ibu rumah tangga. Untuk itulah ekonomi desa-desa terpencil selalu rendah. Karena mereka masih bergantung pada potensi desa yang stagnan.

Namun hal ini sering kali diabaikan oleh perangkat desa. Seolah pelayanan desa hanya berkutat pada soal kependudukan dan mengabaikan aspek-aspek besar yang memang benar-benar dibutuhkan masyarakat desa. Pandangan masyarakat tentang pertanian butuh masukan dari perangkat desa, supaya dengan masukan, mereka bisa mengembangkan pertanian lebih besar lagi.

Dengan ini, perangkat desa mau tidak mau harus menjadi mediator untuk membantu mengembangkan potensi tersebut. Selain itu, menyalurkan ide-ide kreatifnya sebagai orang yang berpendidikan.

Mengembalikan Fungsi Perangkat Desa

Mahasiswa KKN Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya di desa Jelu, Ngasem, Bojonegoro saat melakukan pengabdian dan memantau apa yang mereka lihat dari potensi desa dan mengembangkannya, perlu seluruh perangkat desa lirik sebagai referensi pengembangan masyarakat pedesaan.

Berawal dari limbah kulit jagung (klobot) yang kadang kala dibakar dan jadi makanan sapi memang terasa tidak bernilai sekali. Namun, mahasiswa KKN melihat potensi lain dari limbah tersebut yang bisa bernilai lebih tinggi lagi dan bisa membantu perekonomian masyarakat, misalnya seperti ibu-ibu rumah tangga, para pemuda pengangguran, dan janda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun