Mohon tunggu...
hario adji pamungkas
hario adji pamungkas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Foto

Lahir Surabaya, 1968,Apoteker, MM, Dosen, Wirausahawan, anak 4, 1 istri

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sendok Khusus

2 Juli 2010   07:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:08 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setiap mau makan, dia yang selalu memperhatikan aspek higienis (baca kesehatan), selalu gelisah memikirkan sendok apa yang akan dipakai, karena memiliki  finansial jauh melebihi orang Indonesia, bahkan melebihi orang dari  negara dengan Percapita Income tinggi seperti Jepang, Amerika dan Canada. Dibesarkan dari lingkungan serba berada dan selalu mendapat fasilitas kelas satu, belum mendapat jawaban atas satu obsesi cara hidup yang sehat. Bahkan dalam setiap kesempatan bertanya pada pelayan restoran besar maupun rumah makan di hotel berbintang 5 pun dia tidak pernah bisa mendapat sendok yang belum pernah dipakai oleh orang lain, sekalipun sendok itu terbuat dari logam pilihan seperti stainless atau perak.

Dalam benak dia, sendok yang sudah dipakai mulut seseorang itu rentan akan terkontaminasi oleh bakteri berbahaya (patogen) seperti Salmonella thyposa, E. coli, atau bahkan virus mematikan hepatitis , apalagi HIV (Human Immuno defesiency Virus). Mungkin berlebihan, tetapi ini sangat mengganggu karena dia berpikir bahwa hidup sehat akan memperpanjang umur. Kenapa ini terpikirkan, dengan uang berlimpah dan status masyarakat yang tinggi dia berkeinginan hidup lebih dari seratus tahun. Kalau bisa seribu tahun seperti keinginan Khairil Anwar dalam sajaknya.

Tehnology dalam ilmu kedokteran (mikrobiology) tidak membuatnya merasa yakin bahwa dengan menggunakan desinfectant seperti alkohol, fenol dan seterusnya akan  menjamin, dan bahkan menimbulkan kekhawatiran baru akan residu yang tertinggal pada sendok yang tidak dibilas dengan bersih.  Artinya pemahaman tentang bahaya bahan kimia telah  tertanam lebih dulu di benaknya.

Hampirlah dia berputus asa, dan mencoba mencari kompensasi untuk melupakan sejenak obsesi akan sendok special yang diidam-idamkan tersebut. Diambilnya Moge keluaran Itali terbaru 1000 cc, ditancap gas dan menelusuri lembah nan hijau dan penuh kesegaran di tengah perbukitan bukit barisan dekat gunung kerinci sumatera barat. Berhentilah dia di bawah pohon sambil mengamati seorang petani kelapa yang sedang bekerja mengupas untuk diambil kopranya. Dengan sopan, dia meminta sebutir sebagai penghilang dahaga. Petani itu menghampirinya, sejurus kemudian kelapa muda sudah berada di tangannya. Tak lama kemudian dia pun melihat petani menguluarkan  bekal makan siang yang dibawa dari rumah, berupa rendang yang baunya begitu harum. Dengan ramah  petani menawarkannya. Sadar akan rasa laparnya, diapun mengiyakan tawaran itu sekaligus dengan pertanyaan : Saya harus makan pakai sendok apa ? Petani membawanya ke pancuran air bening  diantara celah batu tak jauh dari mereka duduk, sekaligus mencuci tangan. Seumur hidup baru kali ini dia makan dengan situasi yang begitu sederhana dan situasi yang alami. Setelah tertegun sejenak dia berkata pada petani : "Saya tidak pernah makan  memakai tangan (baca jari-jari), tetapi selalu dengan sendok yang sudah tercuci bersih, tetapi saya merasa kuatir akan tertular oleh kuman si pemakai sendok sebelumnya". si petani tertawa kecil, dan berkata " Anda telah makan dengan sendokkhusus, yang telah dikaruniakan Tuhan special untuk anda sendiri, dan bebas dari resiko terlular penyakit orang lain". Dia lebih lebih tertegun lagi, karena tidak menyangka bahwa orang yang sekiranya tidak pernah mengenyam kehidupan serba modern, bahkan mengenyam pendidikan S3 seperti dia di Eropa seperti dia telah memberi jawaban akan pertanyaan selama ini. Lanjut sang petani berkata, ini adalah kebiasaan makan dari H.Agus Salim, sang menteri luar negeri kita dahulu, yang merupakan panutan masyarakat sumatera barat.

Sepulang dari perjalanan yang  penuh kesan itu, dia selalu makan dengan menggunak jari-jari tangannya. Karena dia yakin bahwa ini cara yang paling sehat.

Pada suatu hajatan syukuran kelahiran anaknya yang pertama, si ustadt memberikan ceramah akan sunnah Rasullullah Muhammad, tentang cara makan dengan jari-jari beliau, sadarlah kini, cara ini memang diajarkan oleh seorang  yang diketahui tidak bisa membaca dan menulis apalagi mengenal dunia mikrobiolgy. Tetapi Dia Rasullullah adalah Uswatun Hasanah ( contoh yang baik bagi umat)

Tuhan telah memberikan yang terbaik untuk kita,

Salam,

Hario

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun