Mohon tunggu...
Haridwan
Haridwan Mohon Tunggu... Lainnya - Haridwan Lesmana

Kunjungi instagram @haridwan_ untuk melihat beberapa tulisan pendek yang saya buat:)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beberapa Lembar Kebahagiaan

27 Desember 2020   05:17 Diperbarui: 27 Desember 2020   05:33 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya sering bertanya pada diri sendiri mengenai "apa itu kebahagiaan?" Apakah soal menerima sesuatu yang kita inginkan? mendapat banyak uang? Atau mungkin mendapat hadiah yang tidak terduga? Hal-hal itu mungkin benar. Tapi saya berpikir kembali bahwa kebahagiaan bisa didapat bukan hanya dengan menerima, mendapat atau memiliki. Tapi kebahagiaan juga bisa didapat dengan berbagi, memberi, atau bahkan menyantuni. Bukan hanya perkara materi. Tetapi, memberi juga bisa berupa hal hal kecil seperti memberi pertolongan, memberi perhatian, bahkan memberi sebuah senyuman pun bisa menebar kebahagiaan bagi orang orang sekitar.

Saya mendapat definisi sesungguhnya bahwa kebahagiaan itu bisa saja soal "memberi" ketika saya benar benar mengalami hak itu. Saya memiliki sedikit pengalaman kecil mengenai sebuah kebahagiaan yang besar ketika saya memberi. Dan pengalaman ini berkaitan dengan orang tua saya.

Bulan desember lalu, saya mengikuti sebuah lomba menulis yang bisa dibilang cukup menantang. Sebuah lomba yang bahkan saya pun baru belajar mengenai hal itu. Yakni sebuah lomba membuat novel. Saat itu saya tidak memikirkan apa apa. Saya hanya mencoba dengan kemampuan saya seadanya. Ya, anggap saja uji nyali tanpa lilin dan ruangan gelap.

Kemudian, bulan maret lalu, pemenangnya diumumkan. Dan saya salah satunya. Saya mendapat uang yang mungkin bagi sebagian orang itu tidak terlalu besar. Hanya beberapa lembar uang seratus ribuan. Tapi ketika ibu saya tahu hal itu, beliau bangga. Beliau memeluk saya dengan erat untuk pertama kalinya. Ya, benar benar untuk pertama kalinya.

Saya memberikan beberapa lembar uang yang saya punya itu pada ibu saya. Dan beliau tersenyum. Sebuah senyuman yang menandakan bahwa suasana hatinya sedang bahagia. Dan kebahagiaan itu sampai kepada saya. Saya juga merasakan kebahagiaan itu. Kebahagiaan yang datang ketika melihat seseorang bahagia karena kita. Untuk pertama kalinya, saya melihat ibu saya bahagia karena hal yang saya lakukan hanya karena beberapa lembar uang.

Sebagian orang mungkin berkata bahwa kebahagiaan itu bukan perkara uang. Memang benar. Tapi beberapa kebahagiaan, juga bisa tercapai karena uang. Bukan soal berapa jumlahnya, tapi siapa yang memberikannya.

Kemudian saya berpikir lagi. Dimata sebagian orang, mungkin yang saya lakukan tidak ada apa apanya, saya berlebihan atau lebay. Ya, itu wajar karena setiap kebahagiaan yang dirasakan itu, standarnya tergantung diri kita sendiri. Beberapa orang bahagia mendapat uang satu milyar, beberapa lagi bahagia hanya dengan seratus ribu. Beberapa orang bahagia bisa naik pangkat, beberapa lagi bahagia meski hanya bekerja di rumah makan sederhana. Beberapa orang bahagia bisa liburan, beberapa lagi bahagia hanya dengan sebuah pelukan.

"Kita tidak bisa melebeli kebahagiaan orang lain dengan standar kebahagiaan kita. Karena senangnya kita, belum tentu bisa jadi senangnya mereka."

Jadi, apakah kamu sudah mendapat definisi kebahagiaan menurut diri kamu sendiri dan pengalaman kebahagiaan kamu sendiri? Tidak perlu dengan hal hal besar, cukup hal-hal kecil yang mampu kamu lakukan.

"Tidak perlu mewah, karena sederhana juga bisa disuka. Tidak perlu banyak, karena sedikit juga bisa jadi cukup."

Asalkan kamu mampu, kamu senang melakukannya, sebuah senyuman pun bisa memberi banyak kebahagiaan bagi banyak orang. Jangan ragu untuk memberi hal kecil yang kamu punya. Karena bisa jadi, hal kecil itu menjadi sebuah kebahagiaan yang besar bagi orang-orang sekitar.

Sekali lagi. Apakah kamu sudah mendapat definisi kebahagiaan untuk diri kamu sendiri? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun