Mohon tunggu...
Hari Bagindo Pasariboe
Hari Bagindo Pasariboe Mohon Tunggu... Ilmuwan - Statistician @ Indonesian Statistics

born and raised in Jakarta, statistician at National Statistics Office, focus environmental and social resilience statistics. former teacher, marketer, facilitator

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rapot Pejabat Publik Kita

5 Desember 2019   16:02 Diperbarui: 5 Desember 2019   16:41 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen pribadi, tangkapan layar drone emprit academic pukul 13.00

Rapot Pejabat Publik Hari ini di Mata Netizen Twitter (Sebuah Analis Big Data)

Musyawarah Mufakat Akar Budaya Masyarakat Indonesia
Masyarakat semakin kritis dalam menyikapi beragam fenomena yang ada. Jarak antara informasi dan respon semakin dekat. Celah antara fenomena dan respon inilah yang membentuk ruang diskusi publik.

Bila di telusuri lebih lanjut, diskusi yang terjadi dan terjalin di media sosial dapat di kata merupakan lanjutan dari proses yang dahulu di kenal dengan istilah "musyawarah untuk mufakat". Istilah "musyawarah untuk mufakat" tentu tidak asing bagi orang seusia saya (menuju 40 old) yang masuk dalam kurikulum pendidikan moral pancasila waktu jaman old dulu.

Seiring kemajuan jaman, praktek bermusyawarah ini ternyata bergeser ke ruang-ruang digital. Sungguh saya sendiri mengamini sesungguhnya musyawarah sudah menjadi darah daging masyarakat Indonesia.

Diskusi publik bisa terjadi secara langsung atau atau tidak langsung. Apalagi kemajuan teknologi memungkinkan diskusi dilakukan pada ruang digital. Ruang diskusi digital tersedia dan semakin mudah karena ketersediaan jaringan dan listrik yang handal.

Topik Diskusi Sore ini
Dari hasil pengamatan pada percakapan netizen pada ruang digital Twitter, penulis mendapati topik-topik ini yang menyeruak bertema "perilaku pejabat publik" hangat di kanal ini. Tindak tanduk serta perilaku para pejabat tidak lepas dari pengamatan masyarkat, bahkan yang paling awam sekalipun.

Kalau mau di tarik sedikit ke belakang isu "perilaku pejabat publik" ini menjadi relevan di tengah kondisi yang sangat kondusif. Kondisi kondusif yang saya maksud di sini adalah negara kita baru saja menyelesaikan tahap pemilihan umum. Rezim baru sudah terbentuk. Bagi-bagi kekuasaan tengah berlangsung dengan mengatas namakan proses konsolidasi kebangsaan. Dalam kondisi dan suasana kebatinan seperti ini masyarakat di pertontonkan oleh perilaku pejabat-pejabat publik yang memiliki tingkah dan polah yang beraneka ragam.

Pejabat publik merupakan jabatan yang melekat pada seseorang dengan tugas pokok dan fungsi utama adalah mendistribusikan keadilan sosial untuk mewujudkan keadilan sosial. Segala hal yang relevan dengan hal ini rasanya menarik menjadi topik perbincangan.

Dasar yang saya gunakan untuk mengangkat topik ini mengingat cukup banyaknya volume percakapan bertema pejabat publik dalam berbagai tema. Tema-tema yang muncul pastinya melekat dengan ruang tugas pokok dan fungsi pejabat publik yang bersangkutan.  

Analisis Sosial Media
Analisa media sosial akan digunakan untuk mengkaji topik ini. Tangkapan layar sebagai pelengkap data pada tulisan ini merupakan dukungan sosial media analytic besutan drone empric academic. Periode observasi dilakukan mulai 28 November 2019 sampai 4 Desember 2019. Analisis sentimen, analisis emosi merupakan beberapa tools sosial media analytic yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya.

Segala hal bisa di jadikan topik. Segala hal bisa memicu diskusi mendala. Topik-topik yang mendapat sorotan bisa di anggap penting atau tidak penting. Tergantung cara pandang dan kepentingan yang menyelimutinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun