Mohon tunggu...
Hari Akbar Muharam Syah
Hari Akbar Muharam Syah Mohon Tunggu... Auditor - Karyawan

Karyawan di Salah Satu Perusahaan Swasta Nasional. Menulis tentang Jalan-jalan, sosial dan sastra. Pendatang baru di dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Singgah Sejenak di Masjid Demak

20 Juni 2016   23:19 Diperbarui: 21 Juni 2016   06:51 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid tampak Depan (Dok. pribadi)

 

Kehadiran Masjid di tengah masyarakat tak hanya menandakan kuatnya kehidupan religius dalam kelompok masyarakat tersebut. Dengan keragaman ornamen budaya dan arsitekturnya, masjid menjadi simbol berhasilnya sebuah proses akulturasi  nilai keagamaan,  sosial, budaya bahkan seni, tanpa menghilangkan prinsip dasar pembangunan masjid tersebut.

Akulturasi yang serasi itu masih dapat kita lihat di salah satu bangunan tertua di kabupaten Demak, yakni Masjid Agung Demak. Bangunan kokoh yang berdiri sejak tahun 1479 masehi ini mulai digagas pendiriannya saat Kesultanan Demak dipimpin oleh Raden Fatah.

Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, pembangunan masjid ini turut dibantu oleh para wali, karena kala itu Demak dinilai sebagai wilayah yang strategis dalam penyebaran agama Islam .

Pembangunan

Masjid ini dibangun sekitar tahun 1401 saka, atau setara dengan tahun 1479 masehi. Pembangunan Masjid Agung Demak dicanangkan saat kerajaan Demak menikmati masa-masa keemasaanya menaklukan hampir seluruh wilayah pesisir utara Jawa Tengah.

Titi mangsa pembangunan masjid ini tertuang dalam gambar bulus yang ada pada mihrab masjid. Gambar bulus tersebut melukiskan sebuah kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan yang membentuk angka 0 (nol), ekor bulus yang menyimbolkan angka 1 (satu).

Dari simbol-simbol inilah didapatkan angka kalender 1401 tahun saka, sebuah pertanda yang menyampaikan pesan bahwa masjid ini mulai dibangun pada tahun 1401 saka.

Sebagian besar konstruksi masjid terbuat dari kayu jati. Bangunan keseluruhan  berukuran 31 m x 31 m dengan bagian serambi berukuran 31 m x 15 m. Masjid ini ditopang oleh kayu-kayu besar hasil penyatuan beberapa batang kayu yang diikat membentuk tiang silinder besar.

 Pada awal pembangannya, masjid ini hanya beratap daun rumbiya dan bentuknya masih amat sederhana, bahkan berkembang legenda di tengah masyarakat bahwa pembangunan masjid ini hanya diselesaikan dalam satu malam saja berkat bantuan Para Wali, wallahu a'lam.

Masjid Agung Demak pernah mengalami sedikitnya 10 kali usaha perbaikan. Dalam Babad Tanah Jawi disebutkan pada tahun 1634 S (1710 M), Pakubuwono I memberi perintah untuk memperbaiki Masjid Agung Demak dan mengganti sirapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun