Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pak Jokowi, Mohon Perhatikan Nasib Tour Guide!

10 Agustus 2020   20:56 Diperbarui: 12 Agustus 2020   23:36 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pariwisata menjadi masalah besar dalam wabah COVID19 di hampir seluruh negara. Jepang sekalipun yang katanya begitu disiplin dan penularannya rendah, kini awut-awutan karena kunjungan turis yang drop jauh . Demikian pula Thailand dan Cook Island

Lebih parah lagi Vietnam. Negara ini langsung pontang-panting setelah sempat membuka kembali Kota Da Nang demi menyelamatkan industri wisatanya yang terjun bebas. Akibatnya tak sampai sebulan, angka positifnya langsung melonjak menjadi 800+ dan 8 orang menjadi korban jiwa.

Adalah Ira Latief, salah satu pegiat tour guide terkenal di Jakarta, yang kemudian mencuri perhatian saya karena bersama rekan-rekannya sesama tour guid tetap gigih mempromosikan tempat-tempat menarik se Indonesia melalui tour virtual melalui aplikasi conference bernama Zoom. Akibat kekreatifannya ini, artikelnya diganjar Headline di Kompasiana dan meraih ribuan view.

“Ide awalnya karena sama teman-teman couchsurfing diminta untuk bikin tur virtual Kampung Portugis, Tugu. Eh karena rame, keterusan deh… Dari situ gue mikir sharing tur kayak gitu bisa jadi cara gue guiding lagi kayak kerjaan tour guide. Belajarlah cara membuat tour virtual yang bagus itu gimana. ”

Namun menyelenggarakan tour seperti ini bukan tanpa tantangan. Ia menyatakan harus bergelut dengan koneksi buruk dan kualitas device yang kurang mumpuni, sehingga kadang hasilnya kurang bisa dinikmati turis online.

Ditanya mengenai pariwisata kini dan sebelum wabah, ia mengakui ada perubahan yang cukup besar, terutama mengenai potensi pendapatan. Efeknya cukup membuat miris.

"Lumayanlah, kalo kondisi normal bisa dapat diatas dua digit sebulan. Sekarang dapat di bawah Rp 5 juta sebulan pun juga bersyukur banget," keluhnya, sekaligus juga memberikan petunjuk bahwa tour digital pun ternyata bisa mendatangkan penghasilan.

Ia merindukan kondisi pariwisata sebelum wabah. Sekaligus menyatakan sebenarnya saat ini pun sudah jauh lebih longgar karena masuk status #NewNormal. Tapi ia mengingatkan bahwa dalam kondisi sekarang pun, harusnya protokol kesehatan dipatuhi banyak orang.

Menurutnya, ada faktor psikologis yang membuat pariwisata yang sudah terhambat oleh pembatasan, jadi semakin sepi. " Memang orang masih banyak yang takut.. lagian ribet juga mau liburan tapi harus tes ini itu. Belum lagi harus karantina!" katanya menjelaskan.

Namun saya percaya orang-orang kreatif luar biasa seperti Ira Lathief tidak menjadikan ini sebagai hambatan. Ia justru mengolah banyak keluhannya menjadi lelucon yang bisa dinikmati, alias menjadikannya blessing in disguise. Ia juga bersyukur masih bisa menemukan solusi ketimbang rekan-rekan seprofesinya yang banyak sama sekali mengandangkan diri.

Ira Lathief termasuk tour guide yang masih bisa menghela nafas lega karena masih bisa menutupi kekurangan biaya hidupnya dengan berjualan makanan dan menulis. “Kalo gue sih ada kan jualan martabak dan nulis. Banyak tour guide lain yang menjadikan pekerjaan ini sebagai profesi dan penghasilan utama,” katanya dengan prihatin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun