Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Lombok Katokkon Toraja, yang Pedasnya Luar Binasa

15 Oktober 2019   12:14 Diperbarui: 17 Oktober 2019   01:24 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Arghhh.. pedas!"

Dan karena yang dihasilkan adalah pedas panas yang menusuk, minum yoghurt, susu, dan kopi susu yang manis nyaris tidak menolong apa-apa. 

Saya menyesal, harusnya tadi dibuatkan susu panas saja karena lebih efektif melarutkan capsaicin, sumber pedas di dalam cabe yang lebih mudah larut dalam lemak dan dalam keadaan panas.

Teman-teman di media sosial pun menyemangati. Ada juga sih yang malah menertawakan, seperti sepupu saya Dicky, yang malah menyebut aksi saya ini nekat. 

Banyak juga yang minta supaya saya nambah lagi untuk cabe kedua, yang jelas akan saya tolak mentah-mentah. Satu biji saja rasanya sudah menyiksa sekali kok.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Beda dengan wasabi, yang pedasnya juga menyiksa, Lombok Katokkon tidak menusuk ke hidung. Wasabi juga pedasnya hanya sesaat, dengan aroma mint. Sementara aroma Katokkon mirip cabe rawit yang sedang ditumis. 

Butuh tiga yoghurt, susu kopi, dan susu untuk menghilangkan rasa pedasnya. Tapi saya bersyukur keesokan harinya buang air masih lancar. 

Ternyata tidak sengeri yang diceritakan teman-teman dari Toraja yang katanya bisa sampai masuk rumah sakit karena diare tidak berhenti-berhenti. Pedasnya cuma bertahan sekitar 1 jam saja. 

Memang luar biasa kuliner Toraja dengan semua kejutannya. Ada yang pedas, ada yang penuh aroma rempah, ada yang gurih lembut. Semua bisa kita nikmati sesuai pilihan dan selera masing-masing.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Maka malamnya saya menutup perjalanan kuliner ini dengan makan Sup Konro. Masakan ini lebih dekat dengan budaya kuliner Makassar yang gurih, manis, dan berempah. Harganya juga tidak terlalu mahal, seperti juga kuliner lainnya di sekitaran Toraja, cukup Rp 30 ribu per porsi. 

Itupun dalam porsi jumbo yang bisa dihabiskan berdua atau bertiga. Lalu menjelang senja, saya menonton sunset di balik perbukitan di sekitar Karrasik. Indah luar biasa, jadi konten yang menarik untuk saya share di instagram

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun