Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghalalkan Toba

6 September 2019   00:31 Diperbarui: 6 September 2019   00:42 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu atau dua yang saya temukan, namun dari kejauhan sudah terlihat tidak ada satupun orang. Terakhir kali saya kemudian menemukan rumah makan minang pun tutup. Saya coba tanya kepada warga yang ada di pinggir jalan sambil duduk-duduk. "Di mana ya bu, kalau saya cari ikan arsik yang enak?"

Si Ibu tertawa, "Ya di BPK lah!"  Ia terkekeh.

Ya sudah, saya kembali ke misi awal menemukan ikan arsik. Maka masuklah saya ke sebuah Rumah Makan Babi Panggang Karo, sambil merekam live. Tentu saja protes berdatangan dari keluarga saya. Namun saya memperhatikan bahwa beberapa petani muslim di sini pun, ditandai oleh kupiah putih di kepalanya, ada yang dengan santai ikut memesan makanan halal, dalam bentuk ikan arsik. Mereka makan bersama anak-anaknya.

"Saya ga makan babi, Bu. Ikan saja," tunjuk saya kepada panci-panci yang tersedia. Dengan cepat semua terhidang, dan tampaknya memang diharuskan ada pelengkap sup. "Jangan dimakan ya supnya, itu pakai lemak babi," katanya memperingatkan. Tampaknya memang mereka berusaha menghormati dan melindungi saat ada pelanggan yang mengakui dirinya muslim dan berpantang daging babi.

dokpri
dokpri
Maka saya pun makan dengan lahap di sebelah bapak-bapak berkupiah putih. Memang ikan arsik yang dijual di sekitaran daerah ini terasa lebih enak. Kuahnya pun hangat dan segar, terlihat baru dimasak. Dengan suasa hembusan angin dingin dari Gunung Sibuatan.

Di lain waktu, teman saya menjelaskan, begitulah adat Orang Karo yang komposisi muslim dan kristennya cukup berimbang.  Mereka saling menghormati iman masing-masing dan menghargai saudaranya yang berpantang babi. "Itu kalau mereka masak di rumah, mengundang makan, maka panci dan kuali tempat masak masakan bagi saudaranya yang muslim dipisah, dan disajikannya pun tidak bertempelan, untuk menghormati,"

dokpri
dokpri
Ya, terbayang kalau fanatisme tidak mau makan di tempat saudaranya yang makan babi juga diterapkan oleh Orang Karo yang berbaur, terbayang sulitnya kehidupan mereka saat harus berinteraksi.

Kembali lagi soal makan ikan arsik, setelah keributan yang membuat saya dicaci-maki di media sosial, seolah melarang ada babi di Toba, barulah saya tahu bahwa ikan arsik juga tersedia di beberapa Rumah Makan Minang. Padahal sejak di Sidikalang saya terus-terusan bertanya kepada warga setempat, selalu saja diberikan clue ikan arsik hanya ada di BPK.

Ini semakin meyakinkan saya bahwa ada kendala informasi yang besar mengenai makanan lokal halal di sekitar Toba.

Balik cerita soal perjalanan. Saya akhirnya sampai di Silalahi larut malam. Sambil menunggu pagi, saya tidur di mobil, di tanjakan dan belokan berliku-liku menjelang Silalahi. Mirip kelok 44 kalau di Sumatera Barat. Dan memang seperti cerita Bang Anto, di kanan kiri masih pepohonan rimbun yang asri. Jika tidak memaksakan diri turun, mungkin saya tidak akan tahu matahari terbit di Silalahu begitu indahnya.

Setelah menghabiskan pemandangan fajar di Silalahi, dan membakar sampah lima karung di tepian Danau Toba, saya merasa lapar dan sudah waktunya makan. Saya longok etalasenya, lagi-lagi saya mesti berpuas diri di banyak warung yang tersedia adalah masakan babi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun