Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghalalkan Toba

6 September 2019   00:31 Diperbarui: 6 September 2019   00:42 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya justru lebih menikmati Ikan Sema panggang yang kami beli di Mandailing Natal. Ikan Sema atau Ikan Larangan adalah ikan khas Sumatera yang hanya ada di air deras dan biasanya hanya dipanen di bulan tertentu, biasanya saat akhir bulan puasa.

Tapi setidaknya saya sekarang sudah tahu rasa andaliman. Mirip jeruk, getir, asam, dan kalau dicampur dengan cabe, akan menghasilkan pedas panas luar biasa, dengan rasa kebas di bibir dan langit-langit. Masakan saksang, sambal rias andaliman, hingga arsik memanfaatkan rasa ini untuk menciptakan rasa nikmat.

Sayangnya rasa nikmat itu tidak terpancar dari ikan arsik yang saya konsumsi. Maka saya berniat untuk kembali mencari ikan arsik kalau nanti melewati Danau Toba lagi.

Kisah berikutnya adalah Tommy harus masuk kantor, jadi dia meminta diantarkan ke Bandara Kuala Namu dan saya kemudian meneruskan ke Binjai, terus ke Langsa, Pereulak, Lhokseumawe, Bireun, berputar-putar sebentar mencari Masjid Jokowi, lalu ke Sigli, memanjat Gunung Seulawah yang melegenda, baru masuk ke Banda Aceh. Dari Banda Aceh, setelah seminggu di Sabang, saya mengarah pulang melewati Meulaboh, singgah dua hari di Takengon, menyusuri jalur tengah, keluar di Kotacane, dan berhenti di Sidikalang, menikmati kopinya yang nikmat luar biasa.

Di sana saya dijamu seorang relawan, sebut saja namanya Anto. Ia banyak bercerita mengenai kualitas kopi Sidikalang dan permasalahannya. Seperti juga daerah lain di Sumatera, pengelolaan kopi di sini masih belum seserius Kopi Gayo, misalnya. "Padahal kopinya sudah pernah kita serahkan langsung kepada Pak Presiden dan janji akan diseriusi pemerintah,"

Namun ya memang tidak bisa begitu saja menghasilkan kopi sekualitas Gayo yang memang diakui dunia internasional, Kata Bang Anto. Padahal kalau dari segi rasa, justru body dari Kopi Sidikalang tidak kalah, begitu pun wanginya lebih tajam.

Nah kembali lagi perkara ikan arsik, haha. Saya juga menanyakan, "Di mana sebenarnya mencari ikan arsik yang enak?" Tanya saya.

"Ya karena ikan arsik itu banyaknya di Babi Panggang Karo, ya carilah arah sekitaran Karo," Jawabnya. "Terus kalau mau dapat sunrise yang bagus dari mana?" Buru saya lagi.

"Kalau dari Sidikalang, coba main ke Silalahi. Itu bagus tempatnya, masih asri. Letaknya ada di sisi barat, jadi bisa melihat sunrise mengarah Danau Toba," Demikian info Bang Anto sebelum saya pamit. Lalu saya pun melanjutkan perjalanan ke Toba. Agak berputar-putar karena saya sama sekali buta berbagai persimpangan di daerah Selatan Karo, dekat Gunung Sibuatan, agak ke arah utara dan barat dari Danau Toba. Namun saya perhatikan budaya mengkonsumsi babi memang melekat di sekitaran tempat ini. Saya perhatikan dari perjalanan arah ke utara menuju barat Danau Toba memang berselang-seling los penjual babi, lapo, dan BPK. Beberapa saya foto untuk dijadikan kenang-kenangan. Ada pula beberapa kebun sayuran dan jagung milik warga.

Nah, setelah berputar-putar, saya kemudian memasuki wilayah barat Toba, di mana sepintas sudah mulai kelihatan kumpulan air dari kejauhan, dengan keadaan lapar dan kantuk merasuki kepala saya. Saya mulai kehabisan energi dan blank. Google Map tak terperhatikan lagi. Saya mulai mencari-cari tempat makan. Bagaimanapun saya tetap muslim, jadi lebih prefer makanan halal. Daerah tersebut memang sudah bukan Karo lagi, namun BPK masih bertebaran di mana-mana.

Namun setelah beberapa tempat makan terlewat, tak juga ada rumah makan muslim yang terlihat, seperti halnya kalau kita melewati jalanan timur Toba. Di Parapat misalnya,  memang sudah menjadi tujuan wisata yang ramai sehingga tidak sulit mencari tempat makanan halal di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun