Senin sore saat itu saya tengah mengejar waktu dari rumah saya di Barat Jakarta menuju ke Epicentrum, Rasuna Said, Jakarta untuk menghadiri Gala Premiere Wiro Sableng. Namun walau jalanan di Jakarta saat itu tenGAH lenggang, karena adanya Ganjil Genap, Saya tetap telat kesana akibat salah perkiraan waktu.Â
Saya tiba di tempat tersebut pada pukul setengah lima, saya terlambat setengah jam dari waktu yang seharusnya. Sedikit kecewa, namun saya diminta oleh panitia kala itu duduk dimana saja atau sering disebut free seating. Dan apesnya, saya mendapat tempat duduk tiga dari depan.
Namun ketika saya baru duduk, saya melihat Sang Wiro Sableng yang sudah dewasa yang diperankan Vino G. Bastian dan Sinto Gendeng yang diperankan idola saya dalam dunia teater, Ruth Marini.Â
Walau ini film pertama buat dia, tapi Ruth Marini menunjukkan kualitasnya sebagai aktris mumpuni. Chemistry-nya dengan Vino mampu membuat penonton tertawa dan terhibur. Jokes-jokes di film ini juga sangat lepas dan menghibur, Vino mampu bermain lepas, dan cocok menjadi karakter yang sableng. Sangat berbeda saat dia bermain di film Warkop DKI yang menurut saya pribadi, sedikit garing walau dia bermain penuh dengan totalitas.
Walau CGI dalam film ini menurut saya biasa saja, walau Lifelike Picture selaku PH juga berkerja sama dengan 20th Century Fox. Untungnya Angga Sasongko cerdas dan lebih menawarkan unsur-unsur drama, komedi dan aksi silat khas Indonesia. Dan ada beberapa bagian yang saya rasa komposisi musik dalam film ini tidak cocok dengan adegan-adegan dalam film tersebut.
Sejujurnya, saya tidak etis menilai film ini secara utuh karena saya tidak menonton sejak awal. Namun film ini memang masih bisa dinikmati walau menurut saya masih belum sesempurna yang saya kira.Â
Dan jangan berdiri dari kursi anda setelah film selesai, karena ada kejutan setelah credit scene layaknya film-film Marvel. Apakah  Wiro Sableng akan menjadi film tersukses tahun ini dalam Box Office Indonesia? We will see.