Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Kurus dan Si Gemuk

28 April 2016   23:05 Diperbarui: 28 April 2016   23:21 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu hari seorang pria berperawakan kurus tampak sedang berjalan tergesa-gesa sambil merapikan tumpukan kertas di dalam map. Ia menuju halte bus di seberang jalan. Tepat di depan rumah tetangganya, beberapa lembar kertas jatuh tanpa sepengetahuannya.

Pemilik rumah kebetulan sedang melihat keluar jendela. Ia seorang pria berbadan subur.

“Hei, apa yang ada di benak orang itu? Kenapa ia membuang sampah di depan rumahku! Sepertinya ia sengaja ingin mengotori halaman rumahku,” gerutunya.

Mereka berdua sebenarnya bertetangga, namun karena belum pernah saling menyapa sehingga tidak saling mengenal satu sama lain.

Melihat kejadian tersebut, Si Gemuk bukannya pergi keluar dan mengatakan sesuatu pada tetangganya itu. Ia malah merencanakan balas dendam untuk tetangga tersebut.

Malam hari, Si Gemuk melaksanakan balas dendam. Ia membawa keranjang sampah menuju ke rumah Si Kurus secara diam-diam. Si Gemuk lantas menumpahkan seluruh isi keranjang sampah tersebut di halaman rumah Si Kurus.

Si Kurus saat itu kebetulan sedang berdiri di balik jendela dan melihat kejadian tersebut. Si Kurus tidak keluar rumah untuk menegur perbuatan Si Gemuk. Ia tampak mengeryitkan dahi. Beberapa saat kemudian, sebuah senyuman terlihat menghiasi bibirnya.

Keesokan harinya Si Kurus sibuk mengumpulkan sampah yang berserakan di halaman rumahnya. Ia sangat terkejut ketika menemukan beberapa lembar dokumen yang selama ini dicarinya. Kenapa dokumen ini menjadi serpihan sampah, batinnya.  

“Sungguh tetangga yang tak bermoral, ia tidak hanya mengotori halamanku, tapi juga mencuri dokumen pentingku. Tunggu pembalasanku,” gerutu Si Kurus.

Suatu malam Si Kurus menelepon seseorang.

“Halo, selamat malam, Pak!” Si Kurus membuka percakapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun