Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Cafe Terrace at Night

9 Januari 2023   04:02 Diperbarui: 9 Januari 2023   06:18 2560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu karya lukis Vincent van Gogh, Cafe Terrace at Night (pinterest.com/wikiart.org)

PRIA kurus dengan rambut kusut itu duduk di sebuah kafe sekian lama. Secangkir kopi yang dipesannya menjadi dingin. Malam makin larut, namun ia tak bergeming dari tempat duduknya. 

Ia hampir setiap malam selalu mengunjungi kafe itu. Melepas lelah setelah seharian melukis. Otot-otot sekujur badan terasa kaku, jadi butuh relaksasi. Apalagi jari-jari tangannya.

Jari-jari tangan sebelah kanan ia gunakan untuk membuat sapuan kuas menjelajahi permukaan kanvas dengan beragam warna. Sementara tangan sebelah kiri memegang palet warna. Kalau ide sudah terpatri jelas, maka ia berburu dengan waktu untuk segera menuntaskan ide itu menjadi nyata.

Selain kepenatan fisik, kebutuhan psikis juga butuh diperhatikan. Semua pekerjaan tentu melibatkan fisik dan psikis, tak terkecuali melukis. Maka wajar jika pria itu ingin menyegarkan psikisnya dengan suasana baru sambil menikmati secangkir kopi di kafe.

Malam itu ia duduk di teras kafe menghadap ke jalan. Pengunjung mulai beringsut pulang. Udara malam semakin menggigit tulang. Beberapa lampu jalan ada yang tidak menyala, mungkin lampunya perlu diganti karena digerogoti usia. 

Kebetulan sedang bulan purnama. Cahayanya yang putih kekuningan menyapu sepanjang jalan sehingga lampu jalan yang padam tidak berpengaruh. Rupanya pria itu terpesona dengan panorama yang tidak seperti malam-malam biasanya. 

Ia tampak merogoh saku mantelnya. Ia mengeluarkan selembar kertas yang terlipat dan pena. Ia cekatan menggoreskan pena. Tak berapa lama di kertas itu sudah nampak sketsa atau gambar kasar dari suasana jalan pada malam purnama dengan sudut pandang dari teras kafe.

Akhirnya ia pun pulang dan istirahat. Menjelang siang ia mempelajari sketsa dan menuangkannya segala cita rasa seninya ke dalam kanvas. Maka terbentuklah citra lukisan suasana teras sebuah kafe berlatar malam hari. Dan diberinya judul, "Cafe Terrace at Night".

Lukisan itu seolah pembenaran dari apa yang pernah dikatakannya bahwa bila orang benar-benar mencintai alam, maka akan menemukan keindahan di mana saja. Di kafe ia berhasil menangkap keindahan yang tidak semua orang memperhatikannya. 

Hampir semua lukisan pria itu adalah objek-objek sederhana di sekitarnya. Dan mengekspresikan dengan caranya sendiri. Pada saat itu ia mungkin tak peduli dengan penilaian orang lain atas karyanya. Sebagai pelukis, tugasnya hanya berkarya, berkarya, dan terus berkarya sesuai minatnya. Dan waktu membuktikan, karyanya mendapatkan apresiasi yang baik dari generasi setelahnya.

Siapakah pria itu? Orang-orang mengenal pria itu bernama Vincent van Gogh.

Surabaya, Senin 9/1/2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun