Identifikasi
Aku belum tahu apa yang membuat diriku tersungkur dalam pergaulan. Apakah kekakuan lisanku sehingga aku tak mudah mengeja kebenaran? Atau kebodohanku yang tak mampu menerjemahkan hasutan dan tipu muslihat?
Bunga Berduri
Setiap kali kita bertemu dalam pusaran hidup yang menghasut, kau menawarkan karangan bunga yang penuh duri. Anehnya, aku tak peduli. Karena bagiku, kau setia menemaniku ketika aku terpuruk.
Kawan Pergaulan
Kau bilang hal aneh jika orang  menjauhi pergaulan. Kau tak bisa hidup sendiri. Kau butuh kawan sebagai saksi bahwa kau pernah hidup di dunia, demikian katamu.
Hasutan
Kata-katamu aku ukir dalam dinding-dinding benakku. Nyaris memenuhi semua ruang berpikirku. Hasutanmu seperti anak panah yang mengena tepat sasaran. Aku jadi pengikutmu.Â
Tafakur
Lalu waktu melakukan tugasnya. Ia menawarkan kesadaran. Aku diajaknya menyelami samudera tafakur. Sedikit demi sedikit secercah cahaya keinsyafan menguak kegelapan yang menyelimutiku.
Bekal Ilmu
Berbekal pengetahuan, meski setitik noktah pada selembar kertas, namun telah mampu menjagaku. Ia menghisap kebodohanku. Ia menaburkan benih-benih kecerdasan. Ia membentangkan horison rasa ingin tahu yang tak bertepi.
PertemuanÂ
Lantas kita dipertemukan kembali. Kau tersenyum penuh kemenangan. Kau beri aku sekuntum kesombongan yang memabukkan. Kau sodorkan segelas kecerobohan yang mematikan rasa.
Keberuntungan
Mungkin aku tak kuat menahan godaanmu. Tapi aku sungguh beruntung. Pengetahuan telah menyanggahku agar tak terjerembab dalam kelam pergaulan. Ia menyelimutiku agar nyaman dalam kehidupan.
Surabaya, Kamis 5/1/2023