Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Samudera Tafakur dalam Pusaran Hidup yang Menghasut

5 Januari 2023   04:22 Diperbarui: 5 Januari 2023   04:30 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bijak memilih kawan dalam pergaulan (pixabay.com)

Identifikasi

Aku belum tahu apa yang membuat diriku tersungkur dalam pergaulan. Apakah kekakuan lisanku sehingga aku tak mudah mengeja kebenaran? Atau kebodohanku yang tak mampu menerjemahkan hasutan dan tipu muslihat?

Bunga Berduri

Setiap kali kita bertemu dalam pusaran hidup yang menghasut, kau menawarkan karangan bunga yang penuh duri. Anehnya, aku tak peduli. Karena bagiku, kau setia menemaniku ketika aku terpuruk.

Kawan Pergaulan

Kau bilang hal aneh jika orang  menjauhi pergaulan. Kau tak bisa hidup sendiri. Kau butuh kawan sebagai saksi bahwa kau pernah hidup di dunia, demikian katamu.

Hasutan

Kata-katamu aku ukir dalam dinding-dinding benakku. Nyaris memenuhi semua ruang berpikirku. Hasutanmu seperti anak panah yang mengena tepat sasaran. Aku jadi pengikutmu. 

Tafakur

Lalu waktu melakukan tugasnya. Ia menawarkan kesadaran. Aku diajaknya menyelami samudera tafakur. Sedikit demi sedikit secercah cahaya keinsyafan menguak kegelapan yang menyelimutiku.

Bekal Ilmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun