Masak AirÂ
Memasak air bukan lagi cara efektif untuk menghasilkan air yang layak minum. Mengingat kita butuh alat pemanas dan waktu tunggu titik didih air. Sehingga ketika butuh air minum dengan segera, kita tak bisa memenuhinya.
Air minum dalam kemasan adalah solusi tepat dan cepat untuk menjawab mobilitas manusia. Air minum dalam kemasan ini bisa didapatkan dimana saja, kapan saja, dan dalam ukuran yang proporsional, serta mudah dibawa.
Udara Panas, Minum Makin Banyak
Bagi warga yang tinggal di perkotaan, apalagi kota industri, tentunya punya kondisi udara yang lain dibanding di kota wisata atau di desa yang udaranya masih sejuk dan segar.
Asap buangan dari kendaraan dan pabrik membuat udara terasa pengap. Keringat setiap saat bercucuran jika berada di luar ruangan. Maka wajar orang-orang di kota industri mengonsumsi lebih banyak air minum dibanding saudaranya yang tinggal di tempat yang lebih sejuk.
Air Kemasan Galon
Pilihan mudah dan praktis untuk mencukupi kebutuhan air minum di rumah adalah air kemasan galon. Karena harga lebih murah dibanding harga air kemasan botol. Berbagai brand menawarkan kelebihan masing-masing, termasuk harga yang bersaing. Konsumen tinggal pilih.
Untuk rumah tangga berpenghuni 4 orang, kurang lebih membutuhkan air kemasan sebanyak 6 galon atau lebih. Harga per galon rata-rata Rp 20.000,-. Jadi bisa dikalikan sendiri berapa jumlah yang mesti dianggarkan untuk membeli air kemasan dalam galon selama sebulan.
Ketersediaan Air
Air minum memang kebutuhan pokok bagi manusia. Maka ketersediaannya harus terjaga. Kita sepertinya tidak mau tahu bagaimana kondisi air kemasan itu. Kita hanya tidak ingin pasokan air minum mengalami kendala.Â
Jika ketersediaan air minum terganggu maka bisa dipastikan akan terjadi gejolak luar biasa di tengah masyarakat. Setelah air minum stabil, kemudian perhatian kita tertuju pada kebersihan air minum dalam kemasan dan dampaknya bagi kesehatan.
Dampak Kesehatan
Berkaitan dengan riset yang dilakukan KOMPAS.ID yang menyebutkan bahwa air minum kemasan galon terkontaminasi kandungan Bisphenol-A (BPA), tentu menimbulkan kekhawatiran, khususnya bagi warga di Jakarta
Dari sejumlah studi yang menjadi rujukan, paparan BPA berpotensi berbahaya bagi kesehatan. Sebagai masyarakat, kita berharap pemerintah menindaklanjuti isu ini dengan segera memerintahkan lembaga berwenang untuk melakukan kajian.
Hasil kajian diharapkan menemukan solusi permasalahan. Sehingga pelaku usaha akan mengemas air minum dalam media yang tidak berdampak buruk bagi kesehatan para konsumen. Dan masyarakat sebagai konsumen merasa aman mengonsumsi air minum kemasan.
Untukmencapai target SDGs pada 2030, bahwa air minum dan sanitasi yang aman sudah tersedia maka pemerintah dan warga harus saling bekerja sama. Pemerintah membuat peraturan terkait air minum dan sanitasi. Mengedukasi warga tentang pentingnya menjaga kebersihan air minum.Â
Warga mendukung pemerintah dengan melaksanakan peraturan tersebut. Edukasi yang sebelumnya dilakukan pemerintah tentu membuka pikiran warga untuk bertanggungjawab terhadap kebutuhannya sendiri, yaitu air minum yang bersih dan menyehatkan.