Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Cara Orang Awam Membeli Produk Furnitur

5 Juli 2022   07:51 Diperbarui: 16 Juli 2022   23:59 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebelum membeli produk furnitur; tentukan fungsi, model, warna, kualitas, dan harga. Pikirkan juga perawatannya yang mudah (courtina.id)

Membeli Produk Furnitur

Saya beli produk furnitur berupa sebuah lemari yang digunakan sebagai penyekat ruangan. Ukuran keseluruhan; panjang 2,5 m, lebar 0,5 m, dan tinggi 2,5 m. Kira-kira setahun yang lalu beli di toko furnitur.

Bagian kanan dan kiri, masing-masing dengan lebar 0,5 m dan tinggi 2 m; berbentuk laci 3 saf dengan 1 daun pintu dan berkaca. Saya fungsikan untuk menyimpan buku. 

Di bagian tengah; lebar 1 m dan tinggi 2 m; untuk menaruh tv dan perangkat audio. Di bagian bawah ada laci berdaun pintu 2 lembar dari kayu. Bagian ini untuk menyimpan sembarang perkakas. Pendek kata, lemari tersebut punya banyak kegunaan.

Beli Baru atau Bekas 

Saya beli baru. Harganya cukup murah, mengingat kayunya bagus, kuat, dan agak tebal. Bukan kayu jati. Soal bahan, saya sebenarnya tidak punya pengalaman mengenai perkayuan. Saya hanya punya pertimbangan begini, jika tidak mengeluarkan bau kayu, berarti kadar air dari kayu itu berkurang. Artinya, kayu sudah matang dan cocok dibuat produk furnitur.

Satu lagi bukti yang menandakan tua atau muda usia kayu, bisa kita lihat saat menekan permukaan kayu dengan ujung kuku. Jika kuku bisa menancap berarti kayu tersebut masih muda. Kayu yang tua biasanya keras dan kuku tak akan mampu menancap pada permukaannya.

Berpikir untuk Membuat Sendiri

Sebelum membeli lemari di atas, pernah terlintas di pikiran untuk memesannya saja pada tukang kayu. Pertimbangannya, bisa dibuatkan sesuai selera. Namun saya justru bingung. Karena harganya tergantung jenis kayu yang dipakai. Kata orang, ada harga ada barang. 

Akhirnya saya lihat-lihat di beberapa toko furnitur. Dengan harapan menemukan model yang sesuai keinginan, baik dari bahan kayunya, warnanya, dan modelnya. Setelah keluar masuk 5 toko, akhirnya menemukan produk yang saya maksud. Dan harganya pas di kantong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun