Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kincir Angin Tua

1 Juli 2021   11:44 Diperbarui: 1 Juli 2021   11:48 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama kau berdiri di sana. Warnamu memudar. Kau biarkan tubuhmu dirambati jamur dan lumut. Mimpi kita ditemukan di sana. Ada janji untuk mengunjungimu.

Janji itu tertulis jelas pada dindingmu. Tak lekang oleh gerusan waktu. Aku menulisnya dengan antusias. Meski hanya dalam mimpiku.

Angin tak pernah dusta. Ia setia memutar baling-baling. Agar sendi kehidupan bergerak. Kemudian membagikan kebahagiaan bagi orang yang membutuhkan.

Pertemuan itu akhirnya terwujud. Kita berbagi senyum. Rindu yang terpendam meluap jadi satu. Lihat, semak belukar itu bersuka cita turut merayakan kebahagiaan kita.

Kekuatan kita bertambah setiap kali angin meniup. Makin kencang angin bertiup makin cepat menghasilkan tenaga yang kau sebarkan untuk kebutuhan manusia.

Meski tua dan kadang lelah, kau tetap berderak mengikuti angin. Suaramu adalah kegembiraan. Menyanyikan lagu angin yang juga tak lelah melayani penghuni bumi.

Menetes air mata saat kudengar kau akan dirobohkan. Berbagai alasan disodorkan. Lelah yang setiap hari kau rasakan kini telah diabadikan sejarah. Aku akan merawat kenangan bersamamu dalam bilik hidupku.

Surabaya, Kamis 1 Juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun