Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Kearifan dari Peribahasa Masa Lalu demi Kebaikan Masa Depan

13 Juni 2021   15:11 Diperbarui: 14 Juni 2021   13:17 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para siswa antusias mendengarkan pelajaran yang disampaikan guru (Pixabay.com)

Peribahasa ini menyinggung tentang buah manis yang akan didapatkan oleh orang yang sabar melakukan suatu pekerjaan. Contoh nyata keseharian tentang kesabaran adalah perilaku menabung. Kebiasaan menyisihkan uang ini biasanya bertujuan mewujudkan harapan yang sulit dicapai dalam jangka pendek, misalnya membeli rumah. 

Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau.

Peribahasa ini berbicara soal ketuntasan menyelesaikan suatu pekerjaan. Ada berbagai alasan yang disampaikan seseorang saat pekerjaannya terbengkalai tak terurus. Ada masa jenuh, namun bukan berarti mengakhiri pekerjaan yang belum tuntas. Jika kebiasaan ini dipertahankan, maka kesuksesan tak akan diperoleh.

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Peribahasa ini sangat populer bagi pelajar. Para siswa yang menghabiskan waktunya bersungguh-sungguh belajar akan mendapatkan imbalan berupa prestasi akademik yang bagus. Hal ini berlaku juga dalam kehidupan sehari-hari. Siapapun yang ingin sukses, maka mesti bekerja keras lebih dulu.

Malu bertanya sesat di jalan.

Peribahasa ini mengisyaratkan supaya bertanya jika tidak memahami sesuatu. Jangan pernah mengedepankan rasa takut atau malu bertanya sehingga mendapatkan masalah suatu hari nanti.

Bak padi, kian berisi kian merunduk.

Peribahasa ini sangat penting bagi para pencari ilmu. Ketika semakin tinggi ilmu yang diperoleh maka semestinya semakin rendah hati perilakunya. Karena banyak hal yang diketahui dibanding orang awam, maka ia harus berlaku bijaksana. 

Demikian beberapa peribahasa yang sudah cukup dikenal oleh para pembelajar dari generasi ke generasi. Entah siapa yang pertama kali membuatnya, namun kita patut berterima kasih padanya karena telah memberikan sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun