Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kertas yang Menangisi Malam Kosong

2 September 2018   11:50 Diperbarui: 2 September 2018   11:59 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Aku terpekur dalam keheningan kertas

Yang mencoba melipat dosa

Ada secarik dialog yang tertinggal

Tersumbat menjadi gumpalan angan

Membentuk kesetiaan yang samar-samar

Berbalut kegundahan di setiap lapisannya

Kadang kertas menangisi malam kosong tak berisi

Mimpi-mimpi seperti mengendap bersembunyi

Batas-batas semu muncul di mana-mana

Mengajak batinku untuk ikut bercengkerama

Menghancurkan sepi di padang permenungan

Agar perjalanan selalu tak menderita

Kertas itu telah buktikan kesetiaannya

Untuk berbagi narasi pada waktu

Pesannya, jangan lengah lalu ditidurkan kemalasan

agar tak jemu, binarkan mata

tetap berkawan tajam pena

lantas pergilah berwisata ke hamparan kepuasan

Kertas itu mungkin tak terlalu putih catatannya

Karena aku terlanjur dibuai sugesti

Tak bolehkah ingkar? Meski sekedipan mata?

Atau serebahan badan yang penat karena ilusi?

Perjalanan masih panjang. Jangan digoda perhentian

Lihatlah, air yang terus bernyanyi menjelajah sunyi!

Surabaya, 2 September 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun