Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup Nyaman Bertabur Energi Kebaikan

15 Agustus 2018   13:07 Diperbarui: 15 Agustus 2018   13:18 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Apa itu energi baik? Energi baik adalah energi yang berdampak positif bagi orang lain. Energi baik timbul dari sikap rendah hati untuk menghargai sesama manusia dan makhluk hidup. Jika suatu masyarakat membiasakan diri untuk berbagi energi baik maka sudah bisa dipastikan warganya akan menikmati kehidupan yang aman, nyaman, dan sejahtera.

Energi baik amat dibutuhkan manusia dalam menjalani kehidupan. Kenapa? Karena energi baik mampu meningkatkan kepercayaan diri. Energi baik bisa tumbuh dari hal-hal sederhana,  misalnya seseorang yang berjumpa dengan temannya, ketika orang tersebut menyapa ramah dengan senyum tulus, menanyakan kabar kesehatannya; boleh dikata orang tersebut disadari atau tidak telah melepaskan energi baik untuk temannya. 

Sang teman yang merasa diperhatikan, tentu akan merasa bahagia. Ini pertanda energi baik telah menjalar. Dan energi ini akan memantulkan rasa perhatian balik kepada orang lain sehingga terciptalah harmonisasi kehidupan.

Energi baik yang secara konsisten dibagikan kepada orang-orang terdekat akan menjadi dukungan moral yang tak ternilai harganya. Ambil contoh dalan kehidupan rumah tangga. 

Jika orangtua dengan penuh perhatian kepada anak, mendampinginya ketika mengerjakan pekerjaan rumah, memberikan ciuman dan pelukan saat anak akan berangkat sekolah, menanyakan kebutuhan anak terkait kegiatan di sekolah; adalah dukungan moral bagi si anak. Anak tentu merasa diperhatikan dan dengan sendirinya ia akan antusias belajar karena merasa mendapat dukungan moral dari orangtua.

Setiap orang tentu punya energi baik. Bukti sederhana bahwa setiap orang punya energi baik adalah saat melihat rumah tempat tinggalnya yang kotor. Ia tentu segera membersihkannya agar terlihat rapi dan sedap dipandang mata. 

Ini merupakan energi baik yang merupakan sifat bawaan manusia. Energi baik juga bisa tumbuh dan berkembang karena pergaulan dan pengaruh lingkungan. Jika lingkungan pergaulannya baik, maka bisa dipastikan lingkungan tersebut akan banyak menyebarkan energi kebaikan.

Siapa saja orang yang berpotensi untuk menyebarkan energi kebaikan? Setiap orang berpotensi, namun lebih khusus bagi orang-orang yang tangguh, ulet, dan konsisten dengan perbuatan baiknya. Orang tersebut adalah diri kita sendiri, anggota keluarga, tetangga, atau siapa saja yang mempunyai komitmen untuk berbuat kebaikan.

Jika kita tidak membuang sampah sembarangan maka dipastikan kita telah menyebarkan energi kebaikan. Mengapa? Karena kita telah sadar untuk melakukan tindakan yang merupakan manifestasi dari kepedulian terhadap lingkungan. 

Langkah ini dapat dikembangkan dengan memunguti sampah yang tercecer dan menaruhnya di tempat yang seharusnya. Jika kita kebetulan diberi tanggung jawab, misalnya menjadi Ketua RT RW atau apapun jabatannya, kita bisa dan berhak membikin papan pengumuman yang ditujukan bagi masyarakat luas supaya menyayangi lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.

Jika kita merasa prihatin terhadap pendidikan masyarakat di sekitar yang kurang memadai, maka ketika kita tergerak hati untuk menyediakan sarana berupa kegiatan belajar baca tulis bagi siapa saja mulai dari anak-anak sampai lansia, itu artinya kita sudah mulai menyebarkan energi kebaikan. Keinginan mulia seperti ini tentu berdampak bagus bagi masyarakat sekitar. Keinginan mulia ini lahir dari energi baik yang tersimpan dalam benak, pikiran, dan jiwa setiap orang. Hanya saja, tidak semua orang bisa melakukannya.

Skala dampak energi baik yang telah disebarkan memang bergantung kapasitas atau daya sebarnya. Orang yang membersihkan pekarangan rumahnya agar terlihat bersih dan asri karena setiap hari membersihkannya merupakan kasus penyebaran energi kebaikan yang daya sebarnya terbatas. Hanya bisa dilihat keluarga dan tetangganya saja.

Energi kebaikan juga kerap disebar-luaskan oleh pemerintah melalui badan-badan terkait, misalnya penyuluhan keluarga sejahtera, bimbingan usaha mikro kecil menengah, dan pemberdayaan pertanian. Tujuan pemerintah jelas, ingin meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dan kini peran itu banyak dibantu oleh pihak swasta individu maupun lembaga yang juga ingin memperluas sebaran energi kebaikan.

Apa yang bisa diambil manfaatnya dari peran pemerintah dan swasta ini? Dalam jangka pendek tentu ingin memperbaiki kualitas dan kuantitas tenaga kerja di daerah pedesaan sehingga mereka tak perlu lagi melakukan urbanisasi atau mencari pekerjaan di perkotaan. Karena sudah lazimnya terjadi, meningkatnya angka kriminalitas di kota disebabkan karena faktor ekonomi. Rasio yang tidak imbang antara lapangan kerja dengan pencari kerja ini menyebabkan orang yang tak bertanggung jawab memilih jalan pintas dengan menghalalkan cara untuk mengisi perut dan mendanai gaya hidupnya.

Mengapa energi baik perlu disebarkan? Karena manusia dikelilingi energi baik dan energi tak baik. Kedua energi ini tarik menarik berusaha mempengaruhi manusia. Energi baik menawarkan nilai-nilai kehidupan yang harmonis. Energi tak baik menawarkan kehidupan yang individualistis dan materialistis.

Untuk mewujudkan masyarakat yang gemar berbagi energi kebaikan tentu yang dibutuhkan adalah komunikasi yang baik. Mustahil bisa terwujud masyarakat idaman jika yag terjadi adalah saling berdiam diri, tanpa ada tegur sapa, dan tidak percaya satu dengan yang lainnya. 

Pikiran positif perlu dikedepankan karena ini adalah dasar untuk mengeluarkan energi baik. Mustahil bisa menyebarkan energi baik tanpa mengisi pikiran dengan pikiran-pikiran positif, energi baik hanya bisa dikeluarkan oleh pikiran positif. Pikiran positif adalah pikiran yang memandang segala sesuatu peristiwa dengan pendekatan berbaik sangka. Pendekatan ini akan mengurangi beban pikiran. Cara pandang seperti ini akan meringankan kinerja psikis sehingga hidup terasa mengalir tanpa beban.

Masyarakat yang terbiasa dengan gaya hidup seperti mudah memaafkan, saling peduli satu sama lain, gotong-royong;  akan membuat lingkungan menjadi menarik diantara gaya hidup yang tak peduli, individualistis, memuja kesenangan diri sendiri tanpa pedulikan nasib orang lain. 

Lingkungan seperti ini ibarat oase di tengah gurun. Lingkungan ini menjadi penyejuk di antara lingkungan yang kering komunikasi antar warganya.

Bagaimana cara agar energi kebaikan mudah tersebar di kehidupan sehari-hari? Mulailah dari sendiri. Ya, kalau diri sendiri sudah berkelakuan baik, dengan sendirinya akan mudah untuk menularkan kebaikan. Orang-orang akan meremehkan perkataan kita kalau apa yang kita ucapkan tidak sesuai dengan kelakuan. Dengan kata lain, cara efektif untuk mengajarkan kebaikan pada orang lain adalah melalui  teladan nyata. Dan pupuklah anggota keluarga lebih dulu agar mengikuti jejak kita.

Lingkungan terdekat berikutnya adalah tetangga. Kata orang bijak, saudara terdekat kita adalah para tetangga karena dalam hidup bermasyarakat, tetanggalah yang pertama kali mengetahui kebutuhan tetangganya. Saat kita sakit, misalnya. Ketika keluarga jauh di tempat lain, maka pada tetanggalah kita meminta pertolongan. Untuk itu perlakukanlah dengan baik para tetangga.

Pendek kata, cara terbaik untuk menyebarkan energi kebaikan kepada orang lain adalah melalui bukti perilaku kita sehari-hari. Maka berhati-hatilah dalam bertutur kata dan berperilaku. Karena perilaku kita adalah cermin diri kita. Orang akan hormat pada orang yang gemar berbuat kebaikan. Benarlah kata pepatah bahwa siapa menanam, ia yang akan memanennya. Barangsiapa berbudi pekerti baik maka ia akan menuai kebaikan pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun