Mohon tunggu...
Suharto
Suharto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Penulis blog http://ayo-menulislah.blogspot.co.id/, http://ayobikinpuisi.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Fakta, Menulis Itu Mudah!

8 November 2017   10:14 Diperbarui: 8 November 2017   14:44 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: http://www.freeimages.com

"Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri" [J.K. Rowling]

Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Memang kenyataannya menulis itu mudah. Hanya dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui, maka kau sudah disebut penulis.

"Menulis apa?" tanyamu.

Sepertinya pikiranmu dibebani tentang beragam teori-teori cara menulis sehingga menutupi kesederhanaan cara menulis. Mari kita mulai dari kehidupan masa kecil. Semua orang dewasa tentu punya masa kecil. Masa kecil tentu punya kenangan. Carilah kenangan paling manis di antara tumpukan kenangan yang menjejali pikiranmu.

Coba ingat sejelas mungkin suasana kenangan itu. Suasana ini bisa berarti suasana alam; misalnya, apakah hari itu sedang hujan, atau justru terik matahari yang menyengat. Sedang musim apa waktu itu; misalnya, petani berlimpah ruah hasil panennya karena hama berhasil dilumpuhkan, atau justru petani tersenyum kecut, meski panen raya namun karena harga beras anjlok maka mereka suka tak suka menerima kenyataan.

Korek kembali kenangan itu, makin detil kamu menggambarkan keadaan kejadiannya makin bagus tulisan jadinya. Buatlah pembaca seolah melihat, mendengar, membaui, dan merasakan sendiri kenangan itu. Caranya, uraikan kalimatmu dengan penggambaran panca indera. Misalnya, angin kemarau yang kering menerbangkan debu jalan membuat mataku terasa perih. Tanpa kusadari air mataku merembes ... dan seterusnya. Atau, sekumpulan awan seputih kapas berjalan beriringan di langit yang biru dituntun hembusan angin yang sepoi-sepoi ... dan seterusnya. Bisa juga seperti ini, suara gemercik air sungai yang mengalir tak seberapa deras di dekat rumah membuatku membuka mata ... dan seterusnya. Kamu pasti bisa membuat kalimat serupa itu. Berlatihlah untuk menciptakan kalimat yang melibatkan panca indera.

Memang kenyataannya menulis itu mudah. Saat pikiran buntu dan merasa tak tahu harus menulis apa, cobalah tengok isi kulkasmu. Ya, benar isi kulkas. Apa hubungannya menulis dengan isi kulkas, pikirmu. Ambil sembarang buah yang ada di kulkas. Misalnya, pisang. Kau bisa bikin tulisan sepanjang 5, 10, 100, bahkan 1.000 halaman tentang pisang! Kalau kau mau dan antusias untuk menuliskannya!

Kau bahkan bisa menulis tentang pisang dalam beragam bentuk karya tulis; bisa berupa puisi, cerpen, novel, anekdot, karya ilmiah, naskah drama, dan lain-lain. Apa benar? Mari kita bermain dengan ide pisang ini. Lihat baik-baik warnanya, kau bisa saja iseng menanyakan, kenapa pisang warnanya kok begini kenapa tidak begitu? Kau bisa mengawali tulisan dengan pertanyaan iseng nan kreatif tersebut pada bau dan bentuk pisang.

Kalau tulisan yang ilmiah, kau bisa mengajukan pertanyaan yang juga normatif, misalnya, apakah pisang termasuk buah asli Indonesia, kalau bukan, siapa orang pertama yang berjasa menanamnya di bumi pertiwi ini sehingga kini ada beragam jenis pisang tumbuh subur.

Kalau kau suka fiksi, bisa saja kau mulai menulis dari khayalanmu, misalnya, tentang seorang tua penjual pisang keliling dengan gerobaknya yang menyusuri gang-gang sempit di perkotaan. Kau bisa menambahkan pertanyaan yang mewakili pembaca, misalnya, tentang alasan orangtua tersebut yang setia berjualan pisang kenapa tidak buah yang lainnya. Darimana ia mendapatkan pisang-pisang itu, padahal setiap hari ia berjualan, dan seterusnya.

Memang kenyataannya menulis itu mudah karena kau bisa menulis berdasarkan pengalaman dan perasaanmu sendiri. Kalau kau bilang tak ide untuk menulis, cobalah lihat benda-benda yang kasat mata di sekitarmu, itu ide. Cobalah rasakan perasaan orang lain, itu juga ide. Cobalah dengarkan kata hatimu ketika melihat berbagai kejadian di sekitarmu, ini juga ide. Apalagi jika kau menulis berdasarkan pengalaman, tentu menarik karena kau yang mengalaminya. Tak percaya? Cobalah!

Surabaya, 08/11/2017

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun