Mohon tunggu...
Yayo Harefa
Yayo Harefa Mohon Tunggu... Dosen - dosen

manusia biasa yang kadang-kadang suka bingung, heran, dan terkaget-kaget dengan dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Siaran TV yang Tidak Mendidik?

5 September 2014   17:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:32 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saluran TV di Indonesia dari hari kehari semakin bertambah, sehingga siaran-siarannya atau acara yang ditampilkan semakin banyak, variatif, nonstop dari dini hari sampai dini hari lagi. Tidak banyak siaran yang menuai protes baik dari KPI langsung maupun dari masyarakat (walaupun terkadang KPI baru bergerak kalau sudah ada protes dari masyarakat).

Salah satu protes yang sering dilayangkan adalah "TAYANGAN TERSEBUT TIDAK MENDIDIK". Banyak orang berkata bahwa korbannya adalah anak-anak. Misalnya sinetron yang kurang mendidik (katanya), talks show atau reality show yang kurang mendidik (katanya), sehingga mempengaruhi orang yang menontonnya, khususnya dalam hal ini adalah anak-anak. Dan kebanyakan yang protes adalah orang tua.

Sekarang masalahnya adalah, yang salah adalah TV-nya atau orang tua anaknya? Benar stasiun TV harus memberikan siaran yang mendidik, tapi biar bagaimanapun siarannya peran orang tua itu harus tetap ada. Saya hanya curiga kepada sebagian besar penonton, tidak menemani anaknya ketika menonton. TV dijadikan sebagai tempat anak untuk bermain, dan orang tua sibuk dengan dunianya sendiri. Seolah-olah, kita mempertanggung jawabkan anak kita kepada TV. Kita pergi, kemudian kita memberikan remote TV kepada anak, supaya ia bisa nonton, ada teman yang menemaninya. Pada akhirnya, kalau anak itu bersikap kurang baik, maka yang disalahkan adalah siaran TV-nya. Apakah TV adalah inang pengasuh?

Saya bukanlah penonton setia siaran stasiun TV Indonesia, saya juga bukan penggemar sinteron Indonesia, saya juga bukan penggemar realty show Indonesia, tapi kita butuh yang namanya CARA MENYIKAPINYA.

1. Jika, siaran TV itu tidak bagus, jangan ditonton, kan masih banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan untuk anak (kecuali anda memang tidak bisa meluangkan waku untuk anak, karena terlalu sibuk, nah kalau begitu ceritanya jangan salah-salahkan siaran TV dong).

2. Siaran TV tertentu semakin menjadi trend, karena penggemar atau penontonnya makin bertambah. Contohnya saja YKS (seumur-umur saya hanya 1 kali liatnya, itupun karena penasaran). Bagi kita ini adalah siaran yang tidak mendidik, tapi lihat dia bisa bertahan sekian lama tersebut, karena penontonnya yang makin setia dan bertambah. Jadi, penonton bukan hanya orang-orang tertentu, tapi seluruh Indonesia, jadi penilaian tidak boleh disamaratakan.

3. Siaran TV akan disebut mendidik jika orang tua juga berperan aktif. Semendidik apapun siarannya, kalau orang tua tidak menjelaskan kepada anaknya, maka sama saja bohong. Dan dari siaran yang katanya tidak mendidik pun, seharusnya orang tua bisa menjadikan itu sebagai sarana untuk mendidik anak. Jangan tiba-tiba langsung protes dan mengadu ke KPI. Makanya, kalau jangan jadikan TV sebagai inang pengasuh anak, gara-gara terlalu sibuk, salah sendiri.

4. Untuk KPI dan seluruh masyarakat yang suka protes, janganlah terlalu cepat-cepat memprotes, karena belum tentu di tempat lain, siaran "itu" dinilai sama seperti kita menilainya. Bagi kita tidak ada manfaatnya, tapi bagi orang lain, yang hidupnya kesepian, jauh dari keramaian, bisa jadi siaran tersebut membantu dia, menghibur mereka.

Be a wise...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun