Mohon tunggu...
Hardius Usman
Hardius Usman Mohon Tunggu... Dosen - Humanitarian Values Seeker in Traveling

Doktor Manajemen Pemasaran dari FEUI. Dosen di Politeknik Statistika STIS. Menulis 17 buku referensi dan 3 novel, serta ratusan tulisan ilmiah populer di koran. Menulis hasil penelitian di jurnal nasional maupun internasional bereputasi. Mempunyai hobby travelling ke berbagai tempat di dunia untuk mencari nilai-nilai kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Milan, Kota Strategis bagi Traveler

28 Juni 2020   10:27 Diperbarui: 28 Juni 2020   12:33 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Milan Cathedral (Sumber: Koleksi Pribadi)

Pada abad ke-4, Milan pernah menjadi ibu kota Kekaisaran Romawi Barat. Pada 313 M, Kaisar Konstantin dan Licinius mengeluarkan Dekrit Milan, yang secara resmi mengakhiri penganiayaan terhadap orang-orang Kristen.

Pada 1450 Milan ditaklukkan oleh Francesco Sforza, yang menjadikan Milan sebagai salah satu kota terkemuka Renaissance Italia. Pada tahun 1796 Napoleon menyerang Italia, dan kemudian menjadikan Milan sebagai ibu kota Kerajaan Italia. 

Di kota ini pula pada tahun 1919, Benito Mussolini memulai aksinya untuk merebut kekuasaan di Italia, dengan mengumpulkan Blackshirts , dan kota ini menjadi titik awal long march ke Roma. Di kota ini pula, anggota perlawanan Italia di Milan, mengambil alih kota dan mengeksekusi Mussolini, dan para pemimpin dari pemerintahan Fasisnya, dengan menggantung mereka di Piazzale Loreto.

Sejarah yang ditorehkan oleh kota Milan tidak main-main, tetapi bukti sejarahnya sulit sekali kita dapat sekarang. Apakah dikarenakan Milan selalu menjadi pusat pertempuran? Pada Perang Dunia II  kota ini habis-habisan dibombardir oleh tentara sekutu, sehingga sangat mungkin bukti-bukti sejarah lenyap semuanya. 

Langkanya bukti sejarah kota, mungkin juga disebabkan kota ini tidak diperuntukkan untuk 'memamerkan' sejarah yang pernah dilewati. Kita tidak menyaksikan adanya kegiatan arkeologi untuk menggali situs-situs, sebagaimana kita dapat saksikan di Roma. 

Tampaknya kota ini memang sengaja dikembangkan menjadi kota metropolitan yang moderen. Fakta menunjukkan bahwa kota yang merupakan pusat bisnis dan ekonomi di Italia ini mempunya gedung pencakar langit terbanyak di Italia. Dengan demikian, wisata yang memang cocok untuk Milan adalah wisata belanja dan sepakbola.

Centale Station (Sumber: Koleksi Pribadi)
Centale Station (Sumber: Koleksi Pribadi)
Sekalipun demikian, Milan sangat cocok dijadikan 'markas' untuk mengunjungi beberapa kota di sekeliling, karena Milan adalah pusat perjalanan kereta ke kota-kota Italia, bahkan ke luar Italia. Kita hanya butuh waktu 1 jam ke kota Turin, dan sekitar 1,5 jam ke Bologna. 

Kita juga hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam menuju kota indah di Laut Mediterania, yaitu Genoa. Kita dapat mengunjungi Parma, Verona atau Venezia dengan perjalanan kereta yang tidak terlalu lama. Kota Como yang terkenal dengan teluknya yang indah, juga dapat ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan kereta. 

Bahkan kita bisa mengunjungi Mendresio yang terkenal dengan outlet besarnya, yang sudah merupakan bagian dari negara Swiss. 

Posisi strategis kota ini membuat kita dapat mengunjungi berbagai kota di Italia dengan sangat mudah, sehingga kita tidak perlu bersusah-payah menggerek-gerek koper ke sana kemari. Syaratnya pastikan itinerari atau rencana perjalanan kita di setiap kota telah dipersiapkan dengan baik, sehingga kunjungan 'singkat' kita menjadi efisien dan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun