Mohon tunggu...
Prof.Dr.Hardika.MPd
Prof.Dr.Hardika.MPd Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembentukan Karakter Tangguh dan Mandiri, Pelatihan Model Pelibatan Anak dalam Pekerjaan Rumah Tangga

5 Oktober 2022   13:10 Diperbarui: 6 Oktober 2022   02:21 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pemberian Pelatihan Kepada Peseta (Dokpri)

Anak usia dini menjadi awal pendidikan utama dan pertama dalam fase tumbuh kembang kehidupannya sebagai manusia. Selama ini, orang-orang dewasa di sekitar anak khususnya orang tua lebih fokus mendidik anak-anak mereka untuk mampu menguasai konten akademik formal tanpa menyadari terabaikannya stimulasi pembentukan kepribadian anak. 

Anak yang cerdas secara akademik juga memerlukan pembekalan dan latihan pada diri mereka untuk menjadi pribadi tangguh dan mandiri dalam kehidupannya. Pribadi yang mampu menyelesaikan persoalan hidup mereka sehari-hari dan mengerjakan aktivitas pekerjaan sehari-hari yang berterima dalam kehidupan sosialnya.

Sebagian besar orang tua sangat percaya bahwa di sekolah anak akan terpenuhi segala keterampilan hidup dan juga pengetahuannya. Meskipun sebenarnya pembentukan kepribadian dan keterampilan hidup bukan semata-mata menjadi tugas sekolah. 

Rumah menjadi tempat pertama yang harus tetap mengajarkan dan membentuk kepribadian anak yang utuh sebagai mahluk sosial yang cakap dan terampil dalam melewati kehidupannya. 

Orang tua secara sadar mengakui bahwa mereka sedikit abai dan lalai, bahwa anak-anak memerlukan pendampingan secara khusus dalam pembentukan kemandiriannya. Terutama melatih kemandirian anak melalui aktivitas penyelesaikan pekerjaan rumah tangga sehari-hari.

Berdasarkan hasil survey dari 100 orang tua, 56% hasilnya menunjukkan bahwa orang tua mengaku tidak pernah melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga dengan berbagai alasan. 

Ada orang tua yang beranggapan bahwa keterlibatan anak dalam penyelsaian pekerjaan rumah tangga justru semakin mengacaukan lingkungan rumah dan memperlambat penyelesaian tugas rumah tangga. 

Orang tua juga merasa kasihan karena anak sudah terlampau banyak bermain dan belajar di sekolah. Orang tua merasa memiliki pengetahuan yang terbatas untuk dapat mengelola atau melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sehari-hari. 

Demikian juga pendidik di sekolah tidak kurang melatih anak tetang pekerjaan rumah tangga melalui penjadwalan piket namun tak juga berhasil membiasakannya dalam aktivitas sehari-hari.

Pendidik dan orang tua memerlukan pendampingan pisik berasal orang lain yang dianggap mengerti tentang bagaimana menstimulasi kemandirian dan ketangguhan anak memalui pengelolaan pekerjaan rumah tangga di rumah dan sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun