Mohon tunggu...
Dian Chandra
Dian Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Arkeolog mandiri

Pemilik buku: Sapatha dari Negeri Seberang (2021), Lalu (2022), Relung (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), Hen (2022), Aksara Anindya (2022), Aksara Mimpi (2023), Diary para Hewan (2023), dan Kepun (2023)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jakarta 2086

31 Agustus 2022   11:06 Diperbarui: 31 Agustus 2022   11:07 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

katanya, jakarta akan tenggelam
usai ramai ramai dikencingi ambisi
orang orang
-- sudah sejak lampau
      "sudah tak kuat ia menanggung
rupa rupa air
di tubuhnya yang kian
gersang."
 

katanya, jakarta terlampau kecil
tak ada lagi tempat persembunyian
ketika orang orang berlomba lomba
menguak rahasia kudus
di kepalanya
-- ialah keviralan yang ditunggu
tunggu
 

kataku, jakarta akan menemui tuahnya
pada musim yang hangat:
ia akan menunjuk nunjuk
kaki kakinya yang kokoh;
menatap tegak pada lembaga pohon pohon
yang kerap mengipasi rumah
rumah penduduk
yang tak lagi mengingat banjir
dan kemacetan;
ia akan meneguk pengetahuan
di pemukiman para ilmuwan
-- agar tak sempoyongan dalam politik adu domba dan uang yang berkelap kelip di saku celana
 

pecah pecah ia menggenangi orang orang
dengan selendang mayang
yang tak pernah purba
: menyegarkan jiwa jiwa yang hendak tumbuh bersama
 
Toboali, 31 Mei 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun