Mohon tunggu...
Helmy Kusuma
Helmy Kusuma Mohon Tunggu... -

Cinta 3 Sisi, sebuah novel roman\r\nhttp://www.nulisbuku.com/books/view/cinta-3-sisi-kertas-novel\r\n\r\nwww.helmykusuma.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Self Realization: Memory Kolektif (3)

19 April 2011   14:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:38 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Minggu lalu kita telah membicarakan tentang interaksi medan magnet diri kita dengan medan magnet Bumi yang menghasilkan memory kolektif. Dan kita juga tahu bahwa interaksi ini berlangsung terus menerus tanpa henti. Kita tidak bisa memilih bagian mana dari pengalaman kita yang akan tersimpan di memory kolektif. Secara otomatis setiap hal yang kita rasakan dan lakukan terekam dalam memory kolektif.
Kita juga tahu bahwa memory kolektif itu mempunyai wilayah, sehingga hasil aktifitas manusia akan terekam berdasarkan wilayahnya. Namun sebagai satu kesatuan, walaupun memory kolektif ini terbagi dalam wilayah, tidak menutup pintu untuk kita mengakses memory kolektif yang terletak di wilayah lain. Mereka saling terkoneksi.

Perasaan, perbuatan dan pemikiran kita terekam tanpa ada filtrasi. Anda tentu pernah merasakan adanya perasaan yang tidak tenang waktu memasuki wilayah tertentu? Atau mungkin anda merasa kedamaian yang sangat saat mengunjungi suatu rumah. Ya, itu adalah hasil akumulasi memory kolektif semenjak tanah itu ada, semenjak Bumi itu bisa didiami.

Perasaan damai yang melingkupi atau mungkin juga perasaan cinta berasal dari aktifitas penuh cinta manusia-manusia yang pernah tinggal di sana. Demikian pula dengan perasaan tidak enak atau mungkin perasaan takut, bulu kuduk yang merinding. Pernah terjadi sesuatu peristiwa yang melibatkan rasa takut yang besar dari manusia di sana. Contoh yang paling bagus adalah pembunuhan. Pada saat korban menghadapi calon pembunuhnya pasti perasaan takut, cemas dan gelisah menguasai sang korban. Namun bukan hanya sang korban saja, sang calon pembunuh juga menyimpan perasaan yang sama.

Dosis yang besar dari rasa ketakutan ini terekam dalam memory kolektif. Tidak jarang perasaan ini begitu luar biasa mengerikan bagi kedua pihak yang terlibat sehingga yang terekam dalam memory kolektif bukan hanya perasaan yang menggantung, namun juga suara atau video. Anda tahu bagaimana suara dapat terekam dalam pita kaset? Atau video dalam kaset video? Anda benar. Menggunakan magnet.

Demikian pula yang terjadi dengan hantu dan suara-suara kegiatan padahal tidak ada manusia di sana. Apabila pengalaman ketakutan tersebut begitu intens, ia akan terekam dalam memory kolektif suatu tempat. Bagaimana mengusir 'hantu'? Sederhana sekali. Paparkanlah perasaan bahagia dan cinta pada tempat itu maka memory kolektif yang ada akan teratasi dengan perasaan cinta tersebut.

Apakah anda takut dengan rekaman?

I AM Helmy Kusuma
Spiritual Healer

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun