Mohon tunggu...
hanya opini
hanya opini Mohon Tunggu... Freelancer - sharing wacana yg bersifat opini

_| kita terdiri lebih dari 1000 etnis suku bangsa yg berbeda & punya lebih dari 700 bahasa yg juga berbeda, maka jagalah perbedaan itu |_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Daun Dewandaru, Pesugihan Gunung Kawi

25 Juli 2019   16:24 Diperbarui: 25 Juli 2019   16:31 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Daun Dewandaru, Pesugihan Gunung Kawi

Tulisan ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya yg berjudul "Pesugihan Gunung Kawi, Aliran Hitam VS Aliran Putih". Bagi yg blm membacanya, sy sarankan artikel tsb dibaca dulu, baru dilanjutkan kesini agar tidak gagal paham.

Baik yg aliran hitam maupun aliran putih, pesugihan gunung kawi memiliki "media" yg sama yaitu DAUN DEWANDARU.

Daun Dewandaru (dalam pesugihan gunung kawi) bukanlah daun dewandaru biasa. Daun ini berasal dari sebuah pohon yg lokasinya (khusus) ada di Pesarean Eyang Kawi.

Daun dewandaru ini tidak boleh diambil dg cara dipetik dari pohonnya. Daun tsb harus jatuh dari pohonnya. Banyak orang yg menunggu disekitar pohon tsb utk mengharapkan berkah dg jatuhnya daun dewandaru tsb.

Apabila sudah memiliki daun dewandaru ini, lalu daun tsb dimasukan kedalam selembar uang kertas yg dilipat, dan disimpan di tempat uang. Tas, dompet, atau disimpan dirumah, toko, dll.

Bagi aliran hitam.. hasilnya begitu cepat, hanya dlm hitungan hari/minggu sdh ada keajaiban dalam hal keuangan. Tapi resikonya juga sebanding dg kecepatan hasilnya, biasanya nyawa anak & keluarga anda yg harus dijadikan taruhan (tumbal). Pesugihan gunung kawi tidak main2 (istilahnya level tinggi). Tumbal tidak bisa digantikan dg apapun (misalnya diganti dg hewan kurban, sapi, kerbau, kambing, dll) tumbal yg hrs diserahkan adalah NYAWA Manusia. Hasilnya juga sangat fantastis.

Sedangkan bagi aliran putih.. boleh dikatakan tidak ada tumbal nyawa manusia. Aliran ini memiliki proses (tahap-tahap) natural / alami seiring majunya kekayaan yg didapat. Misalnya, pd awalnya diwajibkan hrs punya usaha kecil-kecilan (utk formalitas).. usaha ini akan dijadikan basis (pondasi) kekayaan yg akan didapat. Pesugihan gunung kawi akan bekerja dibelakang layar usaha tsb.

Selain itu, bagi aliran putih.. harus ada sedikit hasil yg dikembalikan ke gunung kawi (sbg ucapan terimakasih) agar usahanya terus berkembang dan berkah. Misalnya 2,5% dari hasil diberikan sebagai sumbangan utk masyarakat yg membutuhkan disekitar gunung kawi. Jika hal ini tdk dilakukan, maka orang tsb seperti pepatah "kacang lupa kulitnya". Karena kekuatan gunung kawi ada dibelakang kehidupannya. Memang tidak ada tumbal apa2.. tapi keberkahan akan berkurang sedikit demi sedikit jika kacang sdh lupa dg kulitnya.

Banyak yg sukses.. banyak pula yg gagal.. karena tidak tahu cara melakukan pesugihan gunung kawi yg benar.

Bagi yg gagal.. sudah banyak cerita2 mengerikan dibalik pesugihan gunung kawi. Sedangkan bagi yg berhasil, bisa dilihat dari pengunjung/peziarah yg datang dlm kondisi mewah (padahal dulu kondisinya sangat memprihatinkan) dan membangun infrastruktur dikawasan gunung kawi. Atau melakukan kegiatan sosial dikawasan gunung kawi dan sekitarnya. Atau melakukan syukuran, dan lain sebagainya. Banyak hal positif yg bisa dilakukan dlm rangka "ucapan terima kasih".

Semoga tulisan ini bisa menambah wacana. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun