Mohon tunggu...
Hany Alia Rosyida
Hany Alia Rosyida Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM 21107030102

Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etos Bekerja dan Bisnis Orang Madura: Toko Kelontong Kekinian

17 Februari 2022   14:08 Diperbarui: 24 November 2022   01:11 4345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu ciri khas warung klontong madura adalah memamerkan beras dalam peti kaca. (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Keberadaan pom mini sebagai pelengkap toko kelontong ini juga cukup membantu untuk masyarakat, termasuk orang-orang dekat situ, sebagai sarana darurat jika mungkin jarak pom bensin kejauhan atau tiba-tiba kehabisan. 

Nominal pembeliannya pun juga bisa request lebih "mede" dibanding di pom bensin. Bahkan keberadaan toko kelontong ini sampai-sampai bisa memberi lapangan pekerjaan pula untuk orang lain.

Di sisi ini dipraktikkanlah fungsi ekonomi, dengan kata lain membantu beberapa perekonomian sebuah keluarga. Meski sama-sama mengais rezeki di tempat yang sama baik antara pemilik dan pegawai.

Merintis bisnis memang bukanlah hal atau sesuatu yang mudah, jika bagi sebagian orang itu mudah, bagi sebagian orang lain itu dianggap tidak mudah. 

Perlu tekat dan kepercayaan  yang kuat sebagai pondasi utama menjadi seorang pembisnis, seperti orang Madura yang merintis bisnis jauh-jauh merantau dengan semangat bekerja yang keras, sudah pula dibuktikan dengan hasil kepemilikannya 5 toko kelontong kekinian ini. 

Tanpa semangat bekerja yang tinggi dan kepercayaan kiranya cukup sulit untuk membangun sebuah bisnis. Tetapi jika punya etos dan kekonsistenan dalam bekerja kiranya mampu untuk sukses dan mensukseskan. 

Kreatifitas yang dituangkan pula pada konsep toko kelontong madura ini sangat patut untuk di apresiasi, dia mampu menyediakan kebutuhan tapi dengan ciri terkhusus, orang dapat lebih mudah "niteni" atau memperhatikan, maknanya dalam Bahasa Indonesia. 

Sehingga secara tidak langsung hal ini bisa menyita dan menarik banyak perhatian pelanggan. Daya beli pada toko kelontong ini juga kiranya mampu berputar untuk "kulakan" lagi, untuk menggaji pegawai.

Bahkan bisa terhitung sedikit-sedikit untuk balik modal, atau malah menambah cabang lagi dan lagi, cukup memotivasi bukan? Kiranya kita dapat mencontoh semangat tdalam etos bekerja dan berbisnis yang baik dari orang-orang Madura ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun