Mohon tunggu...
Hanvitra
Hanvitra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus Departemen Ilmu Politik FISIP-UI (2003). Suka menulis, berdiskusi, dan berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis, Sulitkah?

25 April 2018   00:29 Diperbarui: 25 April 2018   00:43 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi: pxhere.com)

Sepanjang pertemuan saya dengan banyak orang, banyak di antara mereka yang tidak tertarik menulis. Bahkan mahasiswa tingkat sarjana dan pascasarjana, hanya menulis makalah-makalah untuk keperluan tugas semata. Banyak di antara mereka yang suka membaca, tetapi tidak suka menulis. Saya mencoba berpikir mengapa menulis menjadi sesuatu yang tidak populer bahkan di kalangan generasi muda sekalipun.

Saya sering mengaku kepada orang-orang bahwa pekerjaan saya adalah penulis. Banyak di antara mereka yang tak mengerti apa pekerjaan menulis itu. Sebagian  bahkan tampak bingung. Memangnya menulis itu pekerjaan?

Itulah kenyataan di tengah-tengah masyarakat. Mereka terlalu jauh dari literasi. Masifnya penyebaran televisi menyebabkan mereka tidak suka membaca, apalagi menulis. Kini berita-berita di koran dapat dirangkum dalam siaran berita televisi. Untuk apa menghabiskan uang hanya untuk membeli koran atau majalah. Tidak efisien dan boros.

Menulis dianggap pekerjaan langka. Tidak semua orang rancak menulis. Bagi bangsa Indonesia, membaca dan menulis masih harus dilatih dengan baik. Sebab sekolah-sekolah dan universitas tidak mengajarkan anak didiknya menulis dengan baik.

Sebenarnya kalau kita membaca artikel-artikel di kompasiana, banyak sekali artikel berkualitas. Bangsa kita bukannya tidak suka menulis, namun tidak menemukan saluran yang tepat untuk menyalurkan tulisannya. Berkat internet, banyak tulisan berserakan di dalamnya. Banyak sekali orang Indonesia yang suka menulis. Namun media untuk mengungkapkan apa yang mereka pikirkan begitu terbatas.

Dahulu ketika internet belum ada, banyak mahasiswa yang mencoba menulis di koran-koran dan majalah. Sebagian kemudian menjadi intelektual terkemuka. Namun kini era koran telah berakhir. Masyarakat mulai memanfaatkan internet untuk menyalurkan aspirasi mereka.

Menulis merupakan aktivitas produktif, bila dibandingkan dengan berbicara. Bila berbicara, seseorang kadang melakukannya tanpa disertai berpikir mendalam terlebih dahulu. Sedangkan jika menulis, seserang memikirkan kata-kata yang tepat untuk disampaika sesuai dengan konteks dan situasi.

Menulis berbeda dengan berbicara, bukan aktivitas spontan. Menulis merupakan aktivitas yang disengaja. Seseorang menulis karena ada sesuatu yang hendak disampaikannya kepada pembacanya. Karena bersifat tidak langsung, menulis bukan proses sekali jadi. Menulis membutuhkan waktu.

Banyak orang mengatakan menulis  merupakan kegiatan yang menghabiskan banyak waktu dan balasannya tidak setimpal. Hal itu tidak salah. Menulis membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Menulis bukan proses instan. Menulis membutuhkan fokus. Ini berbeda dengan berbicara. Tak jarang ketika kita berbicara, temanya melebar ke mana-mana.

Mungkin banyak orang yang tidak menyenangi menulis karena sifatnya yang demikian. Di tengah masyarakat yang instan, menulis bukan sebuah pilihan. Cukup siapkan power   point untuk presentasi tanpa harus capek-capek menulis makalah atau artikel.

Menulisnya sesungguhnya membutuhkan sedikit kecerdasan. Bukan berarti hanya orang-orang cerdas saja yang dapat menulis. Menulis dapat dilakukan oleh siapa saja. Namun pada umumnya yang menulis adalah kaum cendekia. Mereka yang mempunyai tradisi literasi yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun