Mohon tunggu...
Hanung Prabowo
Hanung Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - Mencoba menjadi penulis

Planner. Father. Public Administration

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mudik, Tradisi Masyarakat Indonesia yang Dilarang

26 April 2020   14:28 Diperbarui: 26 April 2020   14:19 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mudik (sumber : suaramerdekasolo.com)

Mudik atau pulang kampung? Apa bedanya?

Hmm,itu mungkin dibahas di tempat lain saja oleh para ahli bahasa saja ya? He.,.

Disini kita akan membahas keterkaitan mudik dengan budaya pada saat ini. Kita tahu bahwa mudik merupakan suatu kegiatan yang menajdi tradisi masyarakat Indonesia untuk menuju ke kampung halaman asalnya (umumnya ke tempat orang tua atau saudara yang dituakan) pada saat hari lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.  

Mudik saat ini telah menjadi budaya yang berakar kuat bagi masyarakat Indonesia. Menurut para perantau, mudik itu harus dan wajib, jika tidak pasti akan terasa aneh. Mungkin begitu yang dirasakan oleh para perantau, termasuk saya.

Sebagian besar mudik dilakukan oleh orang Jabodetabek  menuju ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan lain sebagainya. Bahkan dengan banyaknya orang yang mudik dari Jakarta, kota ini menjadi sangat sepi ketika hari lebaran. Kita pasti inget bahwa mudik menyebabkan kemacetan yang luar biasa pada seperti halnya pada saat tragedi pintu tol Brebes (Brebes Exit) yang menyebabkan kemacetan hingga puluhan kilometer.  

Mudik dengan bermacet – macet di jalan, sangat melelahkan dan sangat menyebalkan namun hal itu tak menghalangi masyarakat untuk melakukan mudik pada tahun-tahun berikutnya, alhamdulilah jalan dan kondisi lalu lintas lebih baik. Antusias yang sangat tinggi dan seolah menjadi kewajiban membuat masyarakat melakukan mudik dengan hati yang gembira.

Namun tahun ini tampaknya akan berbeda. Tradisi yang telah mengakar kuat di hati masyarakat Indonesia ketika menjelang lebaran tampaknya akan hilang pada tahun ini. Budaya itu seolah akan terhenti untuk sementara waktu. Hal itu diakibatkan karena adanya virus Covid 19 yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan pelarangan mudik kepada warga Indonesia khususnya Jabodetabek. 

Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan pelarangan kegiatan yang sangat ditunggu – tunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yaitu mudik. Kebijakan tersebut dikeluarkan dikarenakan Jabodetabek menjadi epicentrum penyebaran virus Covid 19 dan telah menjadi penyebab menyebarnya virus Covid 19 di daerah lainnya. 

Hal itu diakibatkan adanya pekerja di Jakarta yang pulang kampung atau mudik yang menjadi carrier (pembawa virus) dan telah menulari keluarganya di kampung halaman. Karena saat ini beberapa pekerja telah melakukan melakukan perjalanan ke wilayah asalnya karena adanya PHK saat pandemic virus Covid 19 ini.

Dengan tidak adanya mudik saat hari Raya Lebaran, maka budaya tersebut akan berubah untuk sementara. Jakarta yang dulu sepi saat Lebaran maka aka nada aktivitas walupun tetap dibatasi. Fenomena macet di jalanan dan masyarakat Indonesia yang berbondong – bondong menuju ke tempat pemberhentian angkutan umum (stasiun, bus, bandara) akan hilang. 

Pedesaan yang mejadi tujuan mudik (seolah – olah memindahkan masyarakat Jabodetabek ke pedesaan) akan terasa sepi. Sehingga fenomena kegiatan - kegiatan yang  rame di desa akan berubah untuk sementara pada tahun ini. Tradisi sungkeman ke orang tua pun akan tegantikan dengan “hanya” sungkeman (bermaaf-maafan) melalui fasilitas video call atau video conference yang telah disediakan oleh beberapa aplikasi. Selain itu, oleh – oleh untuk orang tua yang biasa kita bawakan pun “hanya” bisa diantar melalui jasa pengiriman logistic.

Namun itu tentu diharapkan tidak menjadi masalah bagi masyarakat Indonesia. Karena hal itu untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, masyarakat sekitar dan untuk Indonesia. Kita menjadi bagian yang harus menahan diri sebisa mungkin untuk tetap di rumah hingga masa pembatasan sosial berskala besar (PPSB) dan pandemic virus Covid 19 ini berakhir. 

Masyarakat ibukota yang menjadi perantauan harus menjadi yang terdepan dalam mematuhi peraturan pelarangan mudik demi kebaikan bersama. Mungkin kali ini kesempatan kita sekali - sekali silaturahim dengan tetangga sekitar kita terlebih dahulu. Insya Allah jika pandemic segera berakhir, maka kita kan bisa mudik ke kampung asal kita. 

Doa dan usaha masyarakat Indonesia untuk tetap mematuhi anjuran pemerintah semoga menjadi awal yang baik supaya cepat berakhirnya pandemic Covid 19 ini. Selain itu, diharapkan juga perhatian pemerintah terhadap nasib pekerja dan masyarakat pada umunya yang tidak mudik ini supaya meraka dapat bertahan hidup dan tidak merasa kecewa karena dilarang tidak mudik pada tahun ini. Bantuan sembako dan fasilitas lainnya supaya dapat diberikan supaya membantu mencegah masyarakat untuk mudik.

Lalu bagaimana tradisi mudik tahun depan? Akankah mulai berkurang? Bagimana budaya kan terbentuk pada kemudian hari?

Ya kita hanya bisa berdoa. Semoga pandemic virus Covid 19 di Indonesia segera berakhir dan kita bisa mudik kembali dengan gembira dan hati yang tenang.  Bangkit Indonesiaku, bangkit negaraku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun