Mohon tunggu...
Hanum Rihhadatul A
Hanum Rihhadatul A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Bidang saya khusus sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertanian Indonesia di Ambang Krisis : Siapa yang Akan Mengolah Lahan di Masa Depan ?

30 November 2024   22:10 Diperbarui: 30 November 2024   22:10 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Petani di Desa Paron, Kediri, Jawa Timur, Jumat (12/5/2023). Prasetia Fauzani/foc. 

Pertanian adalah urat nadi ketahanan pangan Indonesia. Sektor pertanian Indonesia tidak hanya menyediakan kebutuhan dasar bagi lebih dari 270 juta penduduk, tetapi juga menyokong perekonomian dan stabilitas sosial. Namun, sektor yang menjadi tulang punggung negeri ini justru menghadapi krisis yang mengkhawatirkan: berkurangnya tenaga kerja, terutama generasi muda.

Rata-rata usia produktif petani mencapai lebih dari 40 tahun, diikuti jumlah petani milenial (19-39 tahun) sebanyak 6,18 juta orang dari total petani di Indonesia yang sebanyak 28,19 juta orang menjadi salah satu data dalam Sensus Pertanian (ST) 2023 yang diadakan oleh Badan Pusat Stastistik.

Mayoritas tenaga kerja pertanian kini berusia lanjut, sementara generasi muda semakin menjauh dari ladang. Urbanisasi yang masif, rendahnya insentif ekonomi, dan alih fungsi lahan telah menciptakan jurang yang dalam antara kebutuhan pangan dan sumber daya manusia di sektor ini.

Jika situasi ini tidak segera ditangani, masa depan pertanian dan ketahanan pangan Indonesia akan berada di ujung tanduk. Tanpa regenerasi petani, dukungan teknologi yang inklusif, dan kebijakan yang berpihak pada revitalisasi sektor pertanian, kita mungkin menghadapi masa depan di mana pangan tidak lagi diproduksi oleh tangan bangsa sendiri. Apakah kita siap membayar harga mahal (ketergantungan pada negara lain) hanya karena gagal memperbaiki sistem agraris kita sendiri?

Berkurangnya Tenaga Kerja Pertanian Menyebabkan Penurunan Produksi Pangan

Menurut data Sensus Pertanian 2023, jumlah petani di Indonesia mengalami penurunan sebesar 7,42% dalam sepuluh tahun terakhir, dari 31,70 juta menjadi 29,34 juta orang. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa proporsi petani muda terus menurun, sementara petani berusia tua semakin mendominasi sektor ini.

Migrasi penduduk dari desa ke kota sering kali dipicu oleh pencarian peluang ekonomi yang lebih baik. Generasi muda cenderung meninggalkan pertanian untuk mencari pekerjaan di sektor yang menawarkan gaji lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik. Akibatnya, desa-desa mengalami kekurangan tenaga kerja yang parah, sehingga banyak lahan pertanian tidak terolah dengan optimal.

Babinsa Koramil 10/Lembah Gumanti Kodim 0309/Solok. Jumat (24/06/22) 
Babinsa Koramil 10/Lembah Gumanti Kodim 0309/Solok. Jumat (24/06/22) 

Penurunan produktivitas juga meningkatkan ketergantungan pada impor pangan. Ketika produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan, Indonesia harus mengimpor komoditas seperti beras, gandum, dan kedelai. Kondisi ini melemahkan kedaulatan pangan dan berpotensi menyebabkan lonjakan harga pangan di pasar domestik.

Ketergantungan pada Teknologi Saja Tidak Akan Cukup Tanpa Regenerasi Tenaga Kerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun