Mohon tunggu...
Hantu Nasionalis
Hantu Nasionalis Mohon Tunggu... Administrasi - Hobby Nulis aje

merah darahmu sama dengan merah darahku....Satu merah putih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya dalam masyarakat : mekanisme pertahanan diri

27 Mei 2012   17:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:42 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Saya tidak pernah sengaja untuk melakukan itu!!"

"Kamu tidak pernah mengerti aku!!"

"kamu tidak percaya?? Anda tidak tahu saya siapa?? Tidak mungkin saya berdusta"

etc...
dll...

Itu adalah contoh kalimat yang sering digunakan banyak orang saat menghadapi masalah atau setidaknya tuduhan dari orang lain. Kalimat ini akan lebih berbobot dan akan lebih terdengar berwibawa bila yang melontarkannya adalah pejabat Negara, karena sudah pasti ditambah dengan berbagai macam data atau memanfaatkan pamornya untuk meyakinkan audiens.

Inilah mekanisme pertahanan diri yang telah banyak dipakai masyarakat negri untuk melindungi dirinya dari kecemasan atau untuk membentengi EGO (sisi kepribadian yang berusaha untuk memuaskan keinginan dengan cara realistis dan norma sosial lingkungannya) untuk meringankan perasaan bersalah. Perilaku ini sebagian besar dilakukan dibawah sadar sehingga sulit untuk dinilai atau dievaluasi secara sadar. Karena tanpa mereka sadari, bila mekanisme ini dilakukan terus menerus justru bukan perlindungan yang mereka dapatkan, melainkan menjadi boomerang, (bukan nama group Band Rock Indonesia maksud saya disini) ancaman pada mental kejiwaan yang dapat mempengaruhio tingkah laku kebiasaan dan distorsi realitas dirinya.
Seringkali seseorang melakukan mekanisme pertahanan diri ini setiap kali mendapatkan atau menemui masalah, dan seakan ini adalah suatu kebutuhan dan menjadi kebudayaan yang lumrah. (kebutuhan dan kebudayaan yang menakutkan..hhhiiiii)

Coba saja bayangkan (gak perlu pake liat keatas!!)
Bila someone ketahuan berbohong atau melakukan hal yang tidak sesuai dengan ucapan lidahnya, maka reaksi yang pertama adalah MARAH, tersinggung dan Emosi jiwa (sebenernya saya mau tulis "estermos" biar lucu, tapi ntar dibilang basi...). Padahal sudah jelas jelas dusta dari berbagai sudut manapun.
Mekanisme inilah yang berusaha melindungi diri dari perasaan yang ditimbulkan dari SUPEREGO (sisi kepribadian yang memberikan pedoman penilaian tentang benar dan salah). Usaha diri untuk menutupi perasaan bersalah atau perasaan malu karena ketahuan bohong, karena malu dan takut diprotes, maka otak tanpa sadar langsung memerintahkan pertahanan diri dengan harapan "gak akan dimarahin bila marah duluan".
Jadi belum tentu seseorang marah itu karena dituduh atau difitnah, karena secara psikologisnya orang yang tidak berdusta tidak akan bereaksi sekeras orang yang ketahuan berdusta. Mekanisme pertahanan diri ini adalah alamiah dan manusiawi, namun sungguh menakutkan. Berpotensi memicu pertengkaran dan perselisihan, membuat rusak suatu hubungan, sanggup menjatuhkan citra dirinya sendiri di mata lingkungan sosial dan yang lebih parahnya lagi adalah merusak mental dan psikis pelaku ketika sudah tidak dapat memilih dan memilah antara keinginan atau kebutuhan untuk melakukan mekanisme tersebut. Ketika rasa bersalah muncul dan dirasa akan sangat memalukan maka munculah pertahanan diri tersebut dengan cara menyerang sebelum diserang terlebih dahulu.

Menurut saya mekanisme pertahanan diri semacam ini sungguh menakutkan karena ini adalah kebutuhan. Kebutuhan yang menakutkan ketika kebutuhan untuk mempertahankan diri ini menyakiti orang lain walaupun anda tidak bermaksud untuk menyakiti mereka. But trust me it does!!!
Bagaimanapun anda beranggapan bahwa ini adalah demi untuk kepentingan anda dan walau dengan alasan untuk kepentingan perdamaian dunia, mekanisme pertahan diri seperti ini akan selalu menyakiti orang orang disekitar anda. Ironisnya, ini menyakiti diri anda sendiri tanpa anda mengetahuinya.

Bentuk bentuk mekanisme pertahanan diri :

* Identifikasi
Berusaha menyamai figure yang di idolakannya dengan harapan harga dirinya akan bertambah tinggi (bayangkan pengaruh pemberitaan atau tayangan sinetron yang menjual glamour)

* Proyeksi
Menyalahkan orang lain atas kesalahan, kekurangan, keinginan atau impuls dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun