Mohon tunggu...
HL Sugiarto
HL Sugiarto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk dibaca dan membaca untuk menulis

Hanya orang biasa yang ingin menulis dan menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Renungan Bila Gas Melon Harganya Naik

23 Januari 2020   13:33 Diperbarui: 27 Januari 2020   04:05 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Kompas-Tribun Makasar

Selain gorengan, harga makanan kaki lima pasti akan naik. Nasi pecel (tanpa lauk telur atau yang lainnya) atau nasi sambal penyet telur yang di daerah sekitar  Surabaya-Gresik-Lamongan yang berkisar antara Rp 8.000,- sampai Rp 10.000,- pasti akan naik. 

Padahal menu sederhana ini biasanya menjadi andalan para salesman, driver ojol, mahasiswa, pelajar, kuli, pengangguran dan bahkan pegawai kantoran.  Tak terbayangkan kala harga gas melon naik, berapa uang yang akan dikeluarkan untuk menebus makanan itu.

Kami mengerti beban pemerintah berat

Dengan adanya beban utang negara untuk membangun infratstruktur dan lainnya, saya dan beberapa gelintir warga negara  Indonesia memahami kondisi dan posisi pemerintah Republik Indonesia saat ini. 

Beban yang berada di pemerintahan pusat saat ini cukup berat apalagi adanya rencana pemindahan ibu kota negara yang konon pemerintah "hanya" mengeluarkan dana dari APBN sebesar Rp 100 triliun, maka secara langsung atau tidak langsung juga akan 'mentransfer' beban itu kepada masyarakatnya.

Saya secara pribadi tidak keberatan apabila beban di pundak ini semakin bertambah tetapi perlu diberikan catatan bahwa untuk mengangkat beban berat tersebut perlu diberikan 'suntikan' berupa suplemen. 

Entah itu berupa kebijakan yang  bisa memberikan kemudahan untuk bekerja, berusaha, bersekolah, mendapatkan jaminan kesehatan dan lain sebagainya. 

Akan tetapi  beberapa kebijakan untuk menambah 'tenaga' itu sudah diberikan, walaupun begitu kelihatannya masih belum terasa secara signifikan. 

Ah! Terlalu berat bagi saya untuk memikirkan masalah negara, lebih baik memikirkan diri sendiri dulu. Biar urusan negara diurus oleh para pejabat dan wakil rakyat. 

Bagaimana mungkin saya bisa memikirkan masalah negara sedangkan saat ini saya juga sedang lagi  dalam kondisi menata diri untuk menggapai cita-cita. 

Semoga saya nantinya jadi mapan dan bisa membantu  bisa ikut andil meringankan beban kehidupan bagi orang-orang yang ada di sekitar saya. Amin! (hpx)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun