Wahai engkau para kaum radikalisme
Engkau para fanatisme
Lihat engkau mencinderai mereka dengan sadis
Perlakuan kejimu telah mengotori negeriku
Demi kekuasaan dan nafsu bejatmu
Engkau menuduh mereka tanpa alat bukti yang cukup
Atas nama surga, engkau menghakiminya tanpa hati nurani
Bukalah matamu, kita hidup di negara yang penuh perbedaan
Biarkanlah hatimu yang menilai
Engkau akan nampak keindahan sesungguhnya
Oleh karena itu ketahuilah
Mereka yang engkau aniaya bukanlah siapa-siapa bagiku
Tapi agamaku mengajarkan bahwa mereka adalah saudaraku
Engkau juga mungkin berpikir bahwa mereka bukanlah urusanku
Namun negeriku mengajarkan bersatu untuk hidup dalam satu bangsa
Itulah negeriku dengan ideology pancasila
Engkau melihatku sebagai orang bodoh
Berteriak tanpa atas namaku, sukuku, agamaku, keluargaku
Akan tetapi itu tidaklah penting bagiku
Sebab pancasila bersatu dalam jiwaku seperti Indonesia negara kesatuan
Keadilan adalah jati diriku
Itulah pancasila harus dijunjung tinggi
Tidaklah penting bagiku apa yang mereka kerjakan
Tapi budayaku mengajarkan betapa pentingnya menghargai keberangaman
Mereka sungguh bukanlah bagian dari darah dagingku
Tapi pengetahuan telah membuka mataku
Aku, dia, kamu kita adalah hidup dalam perbedaan
Lantas mengapa kamu menghakimi karena perbedaan
Wahai engkau kapitalisme, Feodalisme, fanatisme dan radikalisme
Siapapun engkau, apapun agamamu, sukumu, jumlahmu
Aku tidaklah gentar sebab ketidakadilan harus dilawan
Inilah bangsaku yang cinta pada perbedaan
Menjunjung tinggi keadilan
Berhentilah mengotorinya
Bhinneka Tunggal Ika sudah terlanjur bersih
Jauhkan tangan kotormu
Bangsa ini lahir dan di cuci oleh tetesan darah