Mohon tunggu...
Hanter Siregar
Hanter Siregar Mohon Tunggu... Penulis - Masih sebuah tanda tanya?

Mencintai kebijaksanaan, tetapi tidak mengetahui bagaimana caranya!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hatiku Menangis Bagimu yang Teraniaya

16 Mei 2019   16:46 Diperbarui: 20 Mei 2019   13:37 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai engkau para kaum radikalisme

Engkau para fanatisme

Lihat engkau mencinderai mereka dengan sadis

Perlakuan kejimu telah mengotori negeriku

Demi kekuasaan dan nafsu bejatmu

Engkau menuduh mereka tanpa alat bukti yang cukup

Atas nama surga, engkau menghakiminya tanpa hati nurani

Bukalah matamu, kita hidup di negara yang penuh perbedaan

Biarkanlah hatimu yang menilai

Engkau akan nampak keindahan sesungguhnya

Oleh karena itu ketahuilah

Mereka yang engkau aniaya bukanlah siapa-siapa bagiku

Tapi agamaku mengajarkan bahwa mereka adalah saudaraku

Engkau juga mungkin berpikir bahwa mereka bukanlah urusanku

Namun negeriku mengajarkan bersatu untuk hidup dalam satu bangsa

Itulah negeriku dengan ideology pancasila

Engkau melihatku sebagai orang bodoh

Berteriak tanpa atas namaku, sukuku, agamaku, keluargaku

Akan tetapi itu tidaklah penting bagiku

Sebab pancasila bersatu dalam jiwaku seperti Indonesia negara kesatuan

Keadilan adalah jati diriku

Itulah pancasila harus dijunjung tinggi

Tidaklah penting bagiku apa yang mereka kerjakan

Tapi budayaku mengajarkan betapa pentingnya menghargai keberangaman

Mereka sungguh bukanlah bagian dari darah dagingku

Tapi pengetahuan telah membuka mataku

Aku, dia, kamu kita adalah hidup dalam perbedaan

Lantas mengapa kamu menghakimi karena perbedaan

Wahai engkau kapitalisme, Feodalisme, fanatisme dan radikalisme

Siapapun engkau, apapun agamamu, sukumu, jumlahmu

Aku tidaklah gentar sebab ketidakadilan harus dilawan

Inilah bangsaku yang cinta pada perbedaan

Menjunjung tinggi keadilan

Berhentilah mengotorinya

Bhinneka Tunggal Ika sudah terlanjur bersih

Jauhkan tangan kotormu

Bangsa ini lahir dan di cuci oleh tetesan darah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun