Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Anies, Hutang Piutang, dan Aneh

14 Februari 2023   09:10 Diperbarui: 14 Februari 2023   09:21 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah mulai menghangatnya suhu politik menjelang Pilpres 2024, dan makin gencarnya parpol dan politikus, mempromosikan diri, (bahkan ada yang membubarkan diri), tiba-tiba muncul berita aneh tapi nyata. Anies Baswedan sosok yang kini paling gencar mempromosikan diri sebagai capres karena sudah deklarasikan Nasdem, justru dikaitkan dengan isu yang tidak sedap: hutang.

Hutang? Ya hutang! Anies kok punya hutang miliaran rupiah? Dia kan bukan seorang pengusaha, tapi kok berani ngutang sampai Rp 50 miliar, bahkan kabarnya sampai Rp 92 M? Dan hutang segunung itu, kabarnya harus dia bayarkan kepada Sandiaga Uno, tandemnya dalam Pilkada DKI 2017 silam. Anies cagub, Sandiaga cawagub. 

Sandiaga memang pengusaha besar, dan jika dia yang punya hutang ratusan miliar rupiah, itu jelas sangat masuk akal. Sebab dengan aset-aset yang dia miliki, membayar hutang sebesar itu hanya ibarat menepis lalat. Tapi Anies? Dia kan "cuma" seorang dosen. Berapa sih penghasilan seorang dosen walaupun misalnya mengajar di sepuluh perguruan tinggi kelas atas? Tak bakal bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 50 miliar dalam hitungan tahun bukan?

Anies Baswedan tiba-tiba dikabarkan punya hutang puluhan miliar, tetapi yang pertama mengungkapkan ini pun bukan si Noel, tetapi si Erwin Aksa, yang tak lain dan tak bukan adalah keponakannya Jusuf Kalla. Sementara, Erwin ini adalah juru kampanye Anies - Sandi pada 2017. Dan JK ada di belakang barisan ini. Bahkan JK disebut-sebut sebagai "pelindung dan pendukung" Anies Baswedan sejak dulu, hingga nanti? 

Tapi bahwa Anies punya hutang, kok ditiupkan oleh kelompok ini? Dan mestinya mereka tahu bahwa Anies tak bakal bisa membayarnya saat ini bukan? Tetapi, sekali lagi, kok mereka sengaja mengumumkannya ke publik? Mau mempermalukan Anies? Apa pasalnya? Atau justru sebaliknya ingin memancing simpati publik untuk Anies? 

Ah, memang politik dan politisi sinting bisa bikin kau gila! 

Anies disebut berhutang Rp 50 M kepada Sandiaga, untuk biaya kampanye Anies selaku cagub. Tapi katanya sudah dibuat perjanjian bahwa hutang itu akan dianggap lunas, bila pasangan itu menang pilgub. Sebaliknya hutang itu harus dibayar lunas jika keduanya kalah.

Dan nyatanya Anies-Sandi menang pilkada DKI. Artinya, hutang otomatis sudah lunas, bukan? Kini setelah isu itu ramai, Sandiaga disebut-sebut mengatakan sudah ikhlas walau tidak dibayar? Ini statemen apa lagi? Kalau memang ada perjanjian hutang dianggap lunas kalau menang pilgub, maka tidak ada lagi debat soal itu. Kok sekarang Sandiaga mengatakan "ikhlas"? Ikhlas apanya? Bukankah hutang itu sudah otomatis terhapus setelah mereka menang pilkada 2017 itu? Aneh...

Dan ini yang bikin lebih aneh lagi. Hutang Rp 50 miliar dianggap lunas kalau menang pilkada. Tetapi kalau kalah, hutang harus dilunasi. Logika semacam ini betul-betul sulit dipahami. Sebab dari mana uang Anies membayar sebesar itu kalau tidak menjadi gubernur? Sebab sebagai gubernur di provinsi terkaya, bukankah misalnya doi punya dana operasional yang besarnya miliaran, dan penggunaan dana ini tidak perlu dilaporkan? 

Tapi artikel ini tidak sedang ingin mengatakan bahwa seorang gubernur bisa saja memanfaatkan fasilitas pendanaan. Bukan itu maksudnya. Ini hanya suatu pengandaian dan main logika secara sederhana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun