Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemda DKI Hanya Sibuk Normalisasi Sungai, Jalan Berlubang Dibiarkan?

6 Februari 2023   17:58 Diperbarui: 6 Februari 2023   17:59 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ini hanya ilustrasi (sumber: kompas.com)

Pertama-tama, angkat topi dulu untuk Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang sejak dilantik pada 20 Oktober 2022 lalu, langsung tancap gas menormalisasi sungai-sungai.

Tidak sia-sia. Gercep (gerak cepat) Heru dan timnya sudah membuahkan hasil. Laporan dari warga di berbagai tempat, tidak terjadi lagi banjir, bahkan sekalipun hujan turun seharian. 

Ini sangat menggembirakan dan membanggakan, sebab dengan demikian harapan warga untuk segera bebas dari musibah rutin ini, sudah mulai terlihat nyata.

Tapi gercep jajaran Pemda DKI Jakarta ini seperti tidak tampak di jalan-jalan? Memang sih, terlihat geliat pembangunan di sejumlah ruas jalan. Dan itu menyebabkan kemacetan, dan bahkan ada jalan yang ditutup (sementara) sehingga arah kendaraan harus dialihkan dulu.

Hal ini jelas membuat jarak tempuh menjadi lebih panjang, dan waktu lama. Tetapi karena ini dikarenakan proyek pemerintah kota, untuk memperbaiki atau meningkatkan infrastruktur, maka warga sabar-sabar saja dulu, berkorban untuk beberapa lama.

Nanti ketika proyek sudah rampung, jalur lalu-lintas akan kembali "normal", seperti dulu. Bahkan bisa-bisa menjadi semakin lancar dan nyaman? Semoga saja.

Hanya saja, yang membuat hati bertanya-tanya, cemas dan dongkol adalah ketika banyak jalan yang seperti tidak pernah diperhatikan, semisal lobang-lobang yang sangat mengganggu dan membahayakan pengendara, khususnya pengendara roda dua.

Lalu lintas Kota Jakarta sangat padat terutama pada jam-jam sibuk. Jalan-jalan raya penuh dengan kendaraan, sepeda motor, ojek online, mobil, bus, angkot, bus transjakarta, truk, dan lain sebagainya. Dan semua pengendara moda angkutan ini seolah berlomba untuk secepatnya tiba di tujuan.

Walhasil semua kendaraan itu melaju dengan kencang, saling mendahului, bahkan ada kalanya saling nyalip. Ini memang tindakan berbahaya, namun apa hendak dikata, semua orang ini segera tiba di tujuan. Sebab semakin "siang", kondisi jalan bisa lebih padat lagi, dan menimbukan kemacetan. Ini akan menjadi lebih parah lagi.

Dalam kondisi seperti ini pengendara tidak peduli lagi situasi. Tahunya jalan-jalan mulus-mulus saja. Tapi ada kalanya di depan ada lubang sehingga sepeda motor yang melaju dengan kencang mengalami goncangan dan benturan di roda depan terutama. Sering seperti ini bisa membuat onderdil sepeda motor rusak, dan si pengendara kaget dan shock.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun