Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kembalilah ke Kantor sebagai Wujud Syukur

27 Januari 2023   15:51 Diperbarui: 27 Januari 2023   15:54 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mal sepi di masa PPKM (Foto: Megapolitan Kompas.com)

Setelah kurang lebih tiga tahun umat manusia di seluruh dunia dicengkeram oleh virus corona (covid-19), ada rasa lega dan syukur ketika awal tahun ini (2023) pemerintah kita menyatakan mencabut PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat). Memang dalam tiga tahun terakhir, khususnya 2020 dan 2021, cengkeraman wabah menular yang sangat berbahaya ini begitu mencekam. 

Namun berkat vaksinasi yang gencar dan luas, sejak kwartal 3 tahun 2021 mulai terasa kelegaan. Meski pemerintah belum mencabut PPKM, hanya menurunkan levelnya, di mana-mana masyarakat sudah agak longgar soal keramaian atau kerumunan. Ibadah di tempat-tempat ibadah mulai menggeliat meski masih harus mengindahkan jarak antar-orang. Acara-acara adat di kalangan etnik tertentu pun demikian, sudah mulai bergulir.

Selama PPKM mekanisme kerja memang diatur sedemikian rupa supaya tidak perlu terjadi kerumunan atau keramaian, terutama di angkutan umum. Karyawan yang bisa bekerja secara online, bisa bekerja di rumah (WFH). Kesannya memang enak, sebab meski tidak pernah ngantor toh gaji dibayar tetap. Tidak perlu bangun lebih pagi, tidak perlu capek dalam perjalanan pergi dan pulang.

Maka ketika pemerintah mencabut PPKM, dan perusahaan-perusahaan menganjurkan para karyawan kembali ke situasi normal: masuk kantor pada jam yang sudah ditetapkan hingga waktu yang ditentukan, semisal pukul 00.08 - 17.00, pasti timbul rasa enggan bagi banyak karyawan. Sebab siapa sih yang ingin kenyamanannya diusik? Selama tiga tahun sudah enak-enak dan santai bekerja di rumah, kok disuruh lagi harus bangun pagi, pulang sore atau malam?

Sebenarnya, kalau semua pihak bisa berpikir jernih dan lapang, tak perlulah harus dongkol dengan situasi kondisi ini. Sebab yang paling utama bagi kita adalah (berangsur) kembalinya kehidupan kita ke situasi seperti dulu. Masih sesak di dada membayangkan bagaimana kita pada masa-masa awal pandemi, di tengah riuhnya mulut para politikus berkoar-koar supaya pemerintah melakukan lock down dan sebagainya itu.

Saat itu seperti tidak ada kepastian dalam hidup. Masa depan terasa remang-remang. Apalagi setiap hari yang jadi berita adalah soal meningkatnya jumlah warga yang terpapar covid-19, dan pasien yang meninggal pun semakin meningkat jumlahnya. Hati dan pikiran kalut, was-was kapan kita atau keluarga tercinta kita yang kena, dan pergi untuk selamanya? Mungkin itulah momen paling mengerikan dan menyedihkan bagi banyak orang.

Namun berkat kegigihan para ahli dalam bidangnya, didapatlah vaksin untuk mengatasi pandemi ini. Berkat kesigapan dan kepedulian pemerintah kita, negeri kita menjadi salah satu yang relatif mudah dan lancar pemasokan vaksinnya dari produsen di luar negeri. Maka sesuai perkiraan atau target masyarakat sudah mendapatkan vaksinasi 1, 2, dan booster. Sesuai perhitungan para ahli, dengan persentase dalam angka tertentu, maka sudah tercipta kekebalan komunal. Dan kita bisa merasakan itu sejak menjelang akhir 2021, hingga awal 2023 ini pemerintah menyatakan dicabutnya PPKM.

Dicabutnya PPKM mengindikasikan situasi sudah kembali ke masa-masa lalu yang "normal". Angkutan umum sudah mulai penuh, meski semua penumpang harus mengenakan masker, tidak banyak bicara di dalam angkutan umum itu. Sejatinya kita semua harus menyambut perkembangan ini dengan sukacita. Dan berharap tidak pernah terjadi lagi.

Maka kepada para karyawan yang sudah merasa keenakan selama 2-3 tahun terakhir bekerja dari rumah (WFH), tidak usah menggerutu atau enggan kembali beraktivitas seperti sebelum pandemi.  Kembalilah ke kantor dengan senyum bahagia dan penuh syukur, sebab umat manusia sudah terbebas dari malapetaka yang sangat mengerikan. 

Semoga kejadian ini tidak pernah terulang lagi, sebab memang sangat menakutkan dan membuat bayangan akan masa depan umat manusia gelap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun