Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Apa Salah dan Dosa Blue Jeans?

4 Juni 2019   05:00 Diperbarui: 5 Juni 2019   14:20 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Celana jeans tiba-tiba terusik (lagi) gara-gara Kaesang Pangarep, putra Presiden Joko Widodo, dikritik netizen saat melayat ke KBRI Singapura, pada hari Sabtu  1 Juni 2019 lalu. Seperti kita ketahui, mantan ibu negara, Ani Yudyohono, yang wafat pada hari itu di rumah sakit di Singapura, disemayamkan di KBRI setempat sebelum diterbangkan ke Tanah Air, malam harinya. 

Kaesang yang kebetulan pada saat itu berada di negara jiran itu memperlihatkan rasa peduli dan hormatnya terhadap keluarga besar presiden ke-6 itu dengan hadir dan melayat. Sikapnya bahkan menuai pujian, sebab mengantri sebagaimana masyarakat pelayat lainnya. Bahkan sikap Kaesang ini tak luput dipuji oleh Andi Arif, petinggi Partai Demokrat yang selama ini kebanyakan nyinyirin Jokowi dan segala hal yang "berbau" Jokowi.

Andi Arif mencuit: Setelah shalat jenazah Ibu Ani di mesjid KBRI Singapura, ada anak muda yang sederhana setengah duduk mencium tangan Pak SBY, lalu SBY berdiri memeluknya. Anak muda itu sebelumnya mengantri bersama masyarakat untuk mendoakan Ibu Ani, anak itu namanya @kaesangp.

Tapi ada juga netizen yang mengkritik penampilan Kaesang pada saat itu, karena dia mengenakan celana blue jeans dan kaos. Demikian bunyi cuitan netizen itu di Twitter: "Ini pakaian bertakziah tidak sopan, yang lain pakai baju putih sopan, ini gaya apaan? Gaya orang eropa?" Meski netizen ini menyoal warna pakaian, namun bisa diduga tujuannya mengkritik bahan jeans yang dikenakan Kaesang.

Dan kritikan netizen ini sangat gegabah dan sempit pikir. Yang namanya saja peristiwa duka, yang tidak pernah diduga, diharapkan dan direncanakan, mana sempat orang lain memikirkan soal pakaian untuk melayat?

Bandingkan dengan Sandiaga Uno yang melayat jenazah seorang mantan petinggi kepolisian RI, dengan hanya berbalut pakaian olahraga bahkan keringatan pula, karena pada saat itu cawapres 02 itu memang sedang berolahraga pagi, jogging. Meski terkesan kurang pantas, namun tindakan Sandiaga saat itu masih bisalah dimengerti oleh situasi dan kondisi. Dan tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi sebenarnya.

Bahwa Kaesang melayat dengan mengenakan celana blue jeans dan switer warna gelap pun bukan sesuatu hal yang perlu dibahas, apalagi masih tergolong sopan. Ingat, Kaesang itu anak muda zaman now dan pastilah berbusana gaul. Apalagi ketika itu dia sedang berada di Singapura, kota yang selalu sibuk, dan multikulturalis.

Mungkin anak muda ini sedang mengikuti suatu acara, dan lalu menyempatkan diri ke KBRI untuk melayat. Kalau misalnya dia pulang dulu ke apartemen atau ke hotel untuk ganti baju, mungkin waktu sudah tidak sempat. Apalagi yang hendak dilayat adalah VVVIP yang sebentar lagi akan diterbangkan pula ke Tanah Air. Maka sekali lagi, pihak-pihak yang nyinyirin soal pakaian ini sangat dangkal cara berpikirnya.

Di luar topik itu, kita harus mengaku bahwa celana blue jeans memang unik. Celana ini sangat populer di seluruh dunia. Hampir semua penduduk dunia dari kalangan mana pun menyukainya dan memakainya, pada saat santai, bukan resmi. Dari presiden, menteri, sampai masyarakat paling bawah pasti memiliki celana blue jeans. Dari abad ke abad, celana blue jeans ini tetap digemari.

Dewasa ini sudah mulai banyak pegawai yang memakai blue jeans kerja ke kantor. Bahkan ada profesional atau bos-bos yang dengan pede memadu celana blue jeans dengan stelan jas dan dasi saat memberikan ceramah atau tampil sebagai pembicara di acara resmi.

Tapi, ada juga kalangan yang mengharamkan blue jeans ini. Alasannya karena ini pakaian berasal dari Amerika (Barat) dan biasa digunakan oleh para cowboy yang hobbynya tembak-tembakan dan kekerasan. Ada oknum pemuka agama yang melarang atau mengharamkan umatnya menggunakan jelana blue jeans ini, karena sama dengan melakukan perbuatan dosa. 

Penulis sendiri pengguna setia celana berbahan jeans, baik itu blue, black, white, atau brown. Celana berbahan jeans ini merupakan pakaian sehari-hari untuk ke kantor dan sebagainya. Hanya saja, penulis tidak pernah memakai celana blue jeans untuk menghadiri kebaktian di gereja atau ke pesta-pesta adat (Batak). Soalnya hingga saat ini, masih ada imaje kurang baik jika celana blue jeans dipakai ke gereja untuk kebaktian. Tetapi kalau yang memakainya ke gereja masih tergolong anak muda, tidak ada yang menyoal, sebab mungkin sudah dianggap lazim. 

Entah apalah dosa blue jeans ini sehingga masih dianggap tidak layak dipakai ke gereja atau ke pesta-pesta adat resmi. Tapi kalau pakai warna lain, seperti hitam dan coklat, tidak ada yang jadi masalah, sekalipun bahannya jeans. Manusia memang aneh, warna pun bisa jadi masalah besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun