Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Untuk Menutupi Hoax, Serangan Hoax Makin Dahsyat

17 Oktober 2018   14:13 Diperbarui: 17 Oktober 2018   14:47 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus peluru nyasar yang melubangi kaca ruangan anggota DPR di Senayan belum lama ini, ditanggapi "dingin" oleh masyarakat luas. Apalagi karena yang menjadi "korban" adalah kaca di ruangan anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, pengusung capres 2. Pemilik ruangan, Brigjen (Purn) Wenny Warouw mengatakan bahwa peluru tersebut melintas di atas kepalanya. Peristiwa itu terjadi pada pukul 14.30 WIB, di saat Warouw kedatangan dua tamu. "Ditembak, pecah kacanya, tembus di plafon," ujar Wenny kepada jurnalis, Senin (15/10/2018). Dengan cepat terungkap bahwa itu hanya peluru nyasar dari orang yang sedang latihan menembak, bukan dari timses capres yang lain. 

Publik yang belum lama terkekeh-kekeh oleh sandiwara satu babak yang ditampilkan Ratna Sarumpaet, mendengar berita peluru menembus kaca itu, kini hanya tersenyum simpul. Kemarin judul aktingnya 'babak belur', sekarang 'diincar sniper', demikian komentar banyak orang dengan nada sinis. 

Tidak salah. Hoax yang diciptakan Ratna telah membuat orang banyak kehilangan simpati dan rasa percaya kepada pihak oposisi. Bahkan andai kata misalnya Fadli Zon diseruduk kerbau gila sampai perutnya tembus 30 cm, orang-orang mungkin akan tertawa karena mengira itu hanya akting, yang akan diikuti konferensi pers: Kerbau milik Jokowi yang telah dilatih sejak 2014, menyeruduk timses Prabowo! 

Sadis memang respon macam itu. Tapi itulah buah dari hoax yang ditanam itu. Maka ketika peluru melesat ke ruangan kerja salah seorang pendukung capres Prabowo, dan nyaris membunuhnya, pemikiran orang pasti tidak mengarah ke pihak lawan, namun pada lagu berjudul "Sandiwara".

Pasca-terciduknya Ratu Hoax, penyebaran hoax di medsos semakin menjadi-jadi saja. Annual Meetings 2018 IMF - World Bank di Nusa Dua belum lama ini yang berlangsung sukses dan membanggakan, tidak luput dari obyek yang perlu dibikin hoax oleh mereka.

Acara yang berlangsung mendapat pujian dari banyak kalangan, terutama para peserta yang datang dari berbagai negara. Kurang-lebih 40 ribu orang dari mancanegara yang hadir di Nusa Dua bali selama seminggu perhelatan. Secara logika sederhana, hal ini pasti membuat perputaran uang di sana kencang, apalagi lokasi itu kawasan wisata. 

Tapi bagi pihak-pihak yang tidak berkepentingan, acara yang mengeluarkan biaya tinggi ini disebut mereka sebagai suatu yang sia-sia. Prabowo menyebutnya sebagai ekonomi bodoh, menghamburkan uang rakyat. "Bung Karno pasti menangis jika hidup saat ini," kata seorang politikus yang kerjanya nyinyir. Mereka tidak mau tahu bahwa acara ini telah mengalirkan banyak uang ke Bali, bahkan menggiring masuk investasi yang besarnya di atas Rp 200 triliun.

Pidato Jokowi dalam acara penutupan pun disambut dengan gemuruh kagum oleh para peserta. Namun kawanan oposisi malah membuatnya menjadi bahan baru untuk digoreng dan disajikan di medsos. Dalam pidato tersebut, Jokowi mengibaratkan perekonomian dunia serupa  dengan serial televisi Game of Thrones. Hal tersebut tak pelak memancing  polemik di jagad maya. Jokowi mengemukakan saat ini kondisi ekonomi dan  politik dunia diwarnai pertarungan antara kekuatan besar.

Pujian dari berbagai penjuru berhamburan atas pidato Jokowi tersebut. Para delegasi yang terdiri dari menteri-menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 189 negara itu bahkan sampai standing ovation dua kali sebagai penghormatan atas pidato tersebut. Tapi para kawanan oposisi di sini, yang memang tidak rela nama dan sosok Jokowi makin melambung usai perhelatan IMF-Bank Dunia 2018 itu, seperti biasa sibuk menyebar hoax dan fitnah dengan gaya nyinyir. 

Ada yang mengecam Jokowi karena mengangkat film Game of Thrones itu dalam pidatonya dengan alasan di film itu banyak adegan porno. Sementara Sandiaga Uno, cawapres 02, mengkritik dengan merembet-rembet agama. Dia mengatakan, film Nabi Yusuf lebih relevan ketimbang Game of Thrones. Entah apa maksudnya. Ada-ada saja Sandiaga Uno ini, perilaku ngawur gitu kok nekat nyawapres. Ketemu pete di pasar bukannya dimakan bersama nasi, tetapi dijadikan kalung. Hihihihihihihi...

Pasca-Ratu Hoax itu, serangan hoax dan fitnah di medsos terasa semakin menggila. Besar dugaan, serangan hoax ini semakin ditingkatkan intensitasnya untuk membuat banyak orang melupakan kasus adegan "babak belur" Ratna yang  pasti telah menggerus tingkat kepercayaan dan elektabilitas capres mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun