Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Pilihan Rasional

13 Mei 2018   10:09 Diperbarui: 13 Mei 2018   10:24 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hingga saat ini, hanya ada dua capres: Jokowi dan Prabowo. Semoga saja nanti ada capres lain sehingga meramaikan bursa pemilu kita ini. Saat ini pendukung kedua capres di atas masih terus saling "jual-beli" statemen menyangkut capres pilihan mereka. Dalam perdebatan yang ditayangkan di medsos pun praktis hanya kedua kubu ini yang saling berhadapan. Jika sebuah acara talkshow menggelar debat soal capres, host-nya mengundang dua kubu yang berseberangan tersebut. Dan pastinya masing-masing pihak akan memberikan komentar atau statemen yang menguntungkan jagoannya, dan sebaliknya melempar pernyataan yang kesannya merendahkan atau memojokkan pihak lawan. 

Kubu yang tidak suka kepada Jokowi misalnya, pasti akan selalu memandang salah dan keliru segala kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah. Tidak ada satu pun karya pemerintah yang benar di mata mereka, salah semua. Sudah dibangun jalan tol ribuan kilometer di berbagai kawasan Indonesia, itu tidak bagus. Yang disoroti mereka adalah para hantu PKI yang kata mereka sudah mulai bangkit dari TPU-TPU dan mulai menempelkan sticker di mana-mana. 

Lewat KPK, Presiden Jokowi sudah memberantas korupsi untuk menyelamatkan uang rakyat. Tapi kelompok anti-Jokowi justru membahas hutang luar negeri yang padahal itu sudah menumpuk sejak zaman presiden sebelumnya. Mereka tidak mau mengakui bahwa dunia internasional sudah memberikan penilaian yang bagus bagi pemerintah dalam banyak hal, termasuk peringkat sebagai negara yang layak dan aman untuk investasi, dll.

Tapi kubu sebelah pun tidak mau tahu itu. Mereka justru sibuk mencurigai TKA yang jumlahnya tidak seberapa dibandingkan TKI yang berbondong-bondong ke mancanegara. Menurut data yang saya baca, jumlah orang Indonesia yang mencari kerja ke luar negeri, mencapai jutaan orang. Sementara TKA yang cari makan di negeri kita ini, paling berkisar puluhan ribu. 

Kelompok sebelah bahkan menyebar ketakutan bahwa TKA yang jumlahnya hanya puluhan ribu itu, akan melemparkan 250 juta rakyat Indonesia ke laut? Wah, kok tega banget yang menipu bulat-bulat bangsa Indonesia! Kalau TKA dari Tiongkok macam-macam di sini, cukup warga satu kelurahan dikerahkan untuk menghalau mereka. Begitulah, semua hal yang sebenarnya bukan masalah, tapi digoreng menjadi sesuatu isu yang mengkhawatirkan. Dikiranya bangsa besar yang punya penduduk 250 juta jiwa lebih ini bisa ditipu? Bangsa Indonesia sudah cerdas, tak mudah dikecoh oleh kaos atau cangkir. 

Adalah fakta yang tidak bisa dibantah, pemerintahan Jokowi-JK telah melakukan banyak hal yang baik dan positif bagi kemajuan bangsa dan negara. Belum genap empat tahun, tetapi sudah sangat banyak hasilnya, tetapi bagi kelompok yang hanya ingin mencari celah untuk melemahkan image pemerintah, itu semua mubazir. Dunia nyata (fakta) memang beda dengan dunia fiksi. Dalam dunia nyata, orang bekerja dan mengalami  sendiri pahit-getirnya melakukan pekerjaan. Tapi bagi orang-orang yang gemar mengkhayal, menikmati fiksi, semua serba mudah, sebab hanya ada dalam angan-angan mereka.  

Dalam sebuah acara talkshow di sebuah televisi, tampil Eggi Sujana dari kubu Prabowo. Di pihak lainnya, hadir Adian Napitupulu sebagai pendukung Jokowi. Pembawa acara lalu menyorkan soal tentang apa keunggulan capres  pilihannya sehingga mendukungnya. Eggi Sujana menjawab bahwa Prabowo sangat pantas menjadi pemimpin jika dilihat dari segi jiwa kepemimpinan, tegas, punya visi-misi yang bagus. 

Eggi juga menyinggung keunggulan Jokowi sebagai pribadi yang sederhana, merakyat. Tetapi, lanjut Eggi, apakah rakyat memilih pemimpin karena kesederhanaannya? Orang yang lebih sederhana juga banyak. Eggi, lagi-lagi mengutip fiksi yakni sinetron "Tukang Bubur Naik Haji" yang juga sosok sederhana. "Nah, apakah kita lebih mengutamakan kesederhanaan?" kata Eggi soal sinetron yang dia kutip itu.

Namun klaim Eggi soal keunggulan Prabowo ini dipatahkan dengan mudah dan lebih masuk akal oleh Adian Napitupulu dengan  membeberkan keunggulan Jokowi yang sudah diakui sebagai fakta oleh semua orang. Jejak rekam Jokowi baik, tidak tersangkut masalah hukum atau korupsi. Kalaupun ada isu soal korupsi, sudah dibantah oleh Kejaksaan Agung. 

Soal kepemimpinan pun Jokowi sudah terbukti. Dan yang jelas, kepemimpinan militer beda dari kepemimpinan sipil. Dan Jokowi sudah  membuktikan kepemimpinannya. Dua kali terpilih sebagai walikota Solo, bahkan dengan tingkat keterpilihan 90% lebih! Jokowi juga penganut agama yang baik, muslim taat. Dan ini juga sudah dilihat dan diakui seluruh dunia. Dan yang paling penting, Jokowi sukses memimpin rumah tangganya. Dia punya anak-anak yang baik, istri yang baik, dsb.

Fakta-fakta soal keunggulan Jokowi jelas lebih masuk akal dan memang sudah terbukti. Sangat beda jika dibandingkan dengan Prabowo yang menurut Eggi Sujana, unggul dalam visi-misi. Nah, yang namanya visi-misi, sebagus apapun, itu tetaplah masih hanya catatan di atas kertas. Jokowi sudah melakukan kerja nyata, bukan lagi hanya sebatas visi-misi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun