Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi yang Tetap Tenang

24 Maret 2018   19:54 Diperbarui: 24 Maret 2018   21:50 6552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image result for jokowi afghanistan


Makin tinggi pohon, makin kencang angin yang menerpa dan bisa merubuhkan sang pohon. Perumpamaan ini pas sekali ditujukan ke Presiden Joko Widodo. Bapak ini memang luar biasa. Baru beberapa tahun menjadi orang nomor satu di negeri ini, sudah sangat terasa istimewanya dibandingkan presiden-presiden sebelumnya. Pembangunan infrastruktur di berbagai kawasan negeri, yang tidak pernah terpikirkan selama ini, digarap oleh Jokowi. 

Berbahagialah rakyat Papua, yang selama ini seperti dianaktirikan. Banyak kebijakan Presiden yang telah membuat pulau ini makin sejajar dengan kawasan barat. Yang sangat fenomenal tentu saja adalah penyeragaman harga BBM! Semoga saja di waktu selanjutnya taraf hidup, pendidikan, semua sama dan sederajat dengan provinsi lain di Tanah Air. Dan bukan cuma Papua yang diperhatikan dengan saksama oleh Jokowi, daerah lain di timur pun sama. Tak percuma, apresiasi dari luar negeri berdatangan kepada mantan gubernur DKI Jakarta ini. Jokowi memang pantas menerimanya.

Jokowi akan mengakhiri jabatan kepresidenan periode pertamanya pada 2019 nanti. Kita semua berharap Pilpres 2019 tetap mengantarkan beliau ke kursi jabatan selanjutnya hingga 2024, karena memang sangat layak dan pantas. Rakyat Indonesia pasti sudah belajar dari sebuah "tragedi" yang belum lama ini mengharu-biru negeri kita. Jangan lagi mengulangi "kesalahan" dalam memilih pemimpin. 

Contoh nyata sudah tersaji dengan jelas belum lama ini, di mana sebuah daerah yang mestinya lima tahun ke depan akan menjelma menjadi sebuah kota/kawasan modern, bermartabat, berkelas internasional, akhirnya kembali ke masa-masa silam. Ada banyak pekerjaan yang baik oleh kepala daerah sebelumnya pun terbengkalai, dan akhirnya terabaikan--terlepas apakah itu disengaja atau tidak oleh pemimpin yang baru. Ini baru sebuah daerah. Sangat tidak terbayangkan bagaimana kalau hal ini terjadi pada skala negara yang luas dan majemuk seperti RI.

Jokowi tidak akan selamanya menjadi presiden RI. Konstitusi yang sudah diamandemen karena pengalaman buruk di masa Orde Baru, sudah membatasi masa jabatan seorang kepala negara menjadi maksimal hanya dua periode. Artinya, terbuka kesempatan kepada semua warga negara  untuk menjadi orang nomor satu di negeri ini, asal ditempuh dengan cara-cara yang beradab dan menjunjung martabat sebagai manusia yang beragama dan berbudaya. 

Kalau ingin menjadi kepala daerah yang berhasil dan sukses misalnya, bekerjalah dengan baik serius dan jujur. Tapi harus kreatif dan inovatif. Kalau sudah menjabat, lakukan banyak terobosan cerdas dan unik untuk memajukan ekonomi dan pembangunan masyarakat, sehingga kesejahtaraan warga pun tercipta. Jangan malah sibuk mengurus agama, apalagi hanya satu agama. Sebab ranah itu sudah ada yang punya, yaitu para tokoh agama. Kalau kepala daerah latah mengurusi agama, sama saja merebut kapling orang lain. 

Jokowi adalah orang yang relijius dan sangat taat menjalankan ajaran agamanya. Tapi sejauh ini, berdasarkan pengamatan penulis, mantan walikota Solo ini paham betul menempatkan diri sebagai umat beragama dan sebagai kepala negara. Sebagai kepala negara, dia bersifat mengayomi semua anak bangsa. Dia melakukan pembangunan untuk semua orang, bukan untuk golongan tertentu. Dia bekerja dan melihat manfaat pekerjaan itu jauh ke depan. 

Dia bekerja untuk kepentingan semua orang, bukan untuk segolongan. Maka dari itu, kalau kita cerdas dan jeli dan realistis, mestinya memberikan lampu hijau saja kepada Jokowi untuk  lanjut ke periode kedua. Toh dunia ini belum akan kiamat. Republik Indonesia yang kita cintai ini pun tidak akan bubar hanya karena diceritakan dalam sebuah novel fiksi. Maka setiap orang yang memang berpotensi, akan punya kesempatan untuk memimpin bangsa ini, dan membawanya ke arah yang lebih baik dan lebih baik lagi. 

Memang tidak semua orang merasa terjangkau dan masuk lingkaran kebijakan Jokowi. Pasti ada yang merasa tidak  nyaman dengan segala kebijakan Jokowi yang jujur dan transparan, pekerja keras, dan cepat. Pasti ada yang merasa tersingkir dan terganggu kenyamananya dengan cara-cara pemerintahan Jokowi. Dan  mereka-mereka inilah yang terus bergerilya, menggunakan segala cara  untuk membuat Jokowi terjungkal di tengah jalan, atau tidak terpilih lagi dalam Pilpres 2019. 

PKI dibangkitkan. Hutang luar negeri digoreng sedemikian rupa, tokoh agama hendak dibenturkan dengan pemerintah--lewat orang gila. Berita hoax dan fitnah disebar melalui medsos. Tujuannya untuk membuat suasana mencekam di masyarakat. Lalu mereka pasang iklan: "Kalau kami yang memerintah, aman dan damai negeri ini!" Ketakutan makin dipompa dengan isu baru: negara ini akan bubar karena seorang penulis novel menulis demikian!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun