Mohon tunggu...
Hansel Wijaya
Hansel Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Writing for Hobby

Highly motivated to continuosly learn and improve my knowledge of the world of business through the implementation of my leadership, communication, and organizational skills in a professional work environment.

Selanjutnya

Tutup

Money

Tiga Pilar Pembangunan SDM Indonesia: Pendidilan, Teknologi, dan Bisnis

13 Desember 2019   20:25 Diperbarui: 13 Desember 2019   20:29 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.york.ac.uk

    Nusantara, konsep agung dan mayestik yang menggambarkan bangsa kita, sebuah bangsa kepulauan yang pada masa kini tidak dapat lagi dipungkiri telah menjadi sebuah negara yang besar dan diakui kemampuan ekonominya di dunia. Dari masa kecil, kita pun selalu disodori berbagai macam perkataan dan pernyataan, simbol, slogan, dan puji-pujian akan agungnya negara kita ini, Republik Indonesia. 

Cinta akan republik ini selalu menjadi nilai yang luhur dan pantas untuk dijunjung oleh setiap orang. Kontribusi akan negara menjadi tujuan mulia untuk setiap warga. Akan tetapi benarkah bangsa Indonesia sudah sebegitu besar? Lantas mengapa banyak lontaran dan ujaran sarkastik yang merendahkan oleh rakyat kita sendiri di negeri ini, terutama mereka yang sudah pernah pergi dan tinggal di luar negeri? Benarkah rakyat Indonesia sudah siap untuk menjadi warga negara yang hebat di era globalisasi ini? Siapkah bangsa Indonesia menjadi warga dunia yang dapat bersaing dengan unggul dengan bangsa-bangsa lain yang tentunya sudah lebih lama menyadari kebesaran bangsa mereka? 

Untuk membahas lebih lanjut pertanyaan-pertanyaan tersebut, esai ini akan berusaha menguraikan dari aspek pengembangan SDM bangsa Indonesia dan bagaimana beberapa aspek, yaitu tiga pilar pembangunan SDM Indonesia, di antaranya: pendidikan, teknologi, dan bisnis, yang perlu diperhatikan dalam rangka mempersiapkan bangsa Indonesia ke ranah internasional dan nasional yang lebih siap. Selain fokus pada tiga pilar pembangunan SDM tersebut, pentingnya perubahan mindset dan paradigma juga akan menjadi tema yang akan terus dibahas pada esai ini.

  1. Pilar Pendidikan

Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Dampaknya pada Pengembangan Negara

    

    Bangsa yang besar dibentuk oleh manusianya, oleh rakyatnya. Sebuah negara dapat menjadi "hebat", makmur, dan kuat apabila rakyatnya sudah terlebih dahulu menjadi "hebat", makmur, dan kuat. Dari mana asalnya rakyat yang hebat itu? Apakah nasionalisme? Bukan hanya rasa nasionalisme yang dapat menjadikan suatu negara itu hebat. Rasa cinta kita akan tanah air tidak memastikan bahwa kita dapat mengembangkan negara kita. Mari kita ambil nasionalisme bangsa-bangsa Balkan sebagai contoh. Akibat nasionalisme mereka yang terlalu kuat dan tidak toleran, negara-negara Balkan pun tidak dapat berkembang karena terus berperang dan konflik dengan sesamanya. Kosovo, Serbia, Kroasia, dan Bosnia bahkan memiliki bahasa yang sama, namun akibat perbedaan negara dan agama, ditambah lagi dengan rasa nasionalisme yang berlebihan, mereka pun tidak dapat berkolaborasi untuk membangun wilayah mereka agar menjadi aman dan stabil.

Hal ini membuktikan bahwa nasionalisme perlu didukung oleh mentalitas lain, mentalitas toleransi, pikiran yang terbuka, dan masyarakat yang berpikiran untuk maju. Mentalitas tersebut terbentuk oleh pendidikan. Oleh karena itu, kemajuan suatu negara biasanya dimulai dari pendidikan, barulah ekonominya akan dibangun. Orang yang berpendidikan akan memiliki cara pandang yang kritis, tidak mudah untuk rigid pada suatu pemikiran tertentu, dan terbuka terhadap pandangan lain. Dari sebab itu jelas bahwa untuk menjadi negara yang besar, pertama-tama rakyat Indonesia harus terlebih dahulu menjadi besar melalui pendidikan.

Para Bapak Bangsa sudah membuktikan hal ini pada kurun waktu 1910-1930. Akibat kebijakan politik etis Belanda, para Bapak Bangsa pun memiliki perbendaharaan yang mutakhir untuk akhirnya membangun dan berjuang membangun Negara Indonesia, yaitu pendidikan. Pendidikanlah yang membentuk bangsa ini. Bukankah akibat pendidikan para pemuda bersumpah pada 28 Oktober untuk menggunakan satu bahasa dan mengakui suatu bangsa yang sama? Konsep Indonesia pun terbentuk karena para akademisi memilih untuk mengadopsi konsep tersebut sebagai pemersatu bangsa-bangsa berbeda yang dijajah oleh Belanda di wilayah Nusantara alih-alih menggunakan istilah Hindia Belanda. Selain itu, Bahasa Indonesia pun bentuk kontribusi lain dari pendidikan kepada bangsa ini. Berbagai macam bahasa telah lama digunakan berbagai macam etnis di kepulauan Indonesia, akan tetapi hanya pada awal abad ke-20 lah mulai tercipta Bahasa Indonesia yang merupakan bentuk percampuran bahasa di Indonesia dengan basis gramatika Bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu seluruh arsipelago ini.

Kini tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia sedang dalam masa-masa yang kembali membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan sumber daya manusianya agar siap menjadi bangsa yang besar di era globalisasi yang penuh dengan kompetisi. Kita tidak boleh ketinggalan, tidak ada alasan untuk kalah dalam kompetisi ini, segalanya sudah dipersiapkan bagi bangsa kita untuk mencapai kebesarannya. Ibu Pertiwi mengharapkan setiap putera-puterinya untuk menggunakan pendidikan sebagai pendorong pembangunan bangsa ini.

Pola Berpikir dan Cara Pandang Masyarakat Akan Pentingnya Pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun