Mohon tunggu...
Mochammad RaihanAlFarabi
Mochammad RaihanAlFarabi Mohon Tunggu... Desainer - buat nugas

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Fenomena Berfoto di Sign Jalan Malioboro Berdasarkan Teori Sosiologi Desain

26 November 2019   19:30 Diperbarui: 26 November 2019   19:39 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Karena dianggap menghilangkan unsur budaya, pada tahun 2017 akhirnya dikembalikan lagi ke bentuk sign system dengan tiang besi yang memiliki ornamen berwarna hijau dan hiasan berwarna kuning yang bertahan hingga sekarang.

Adanya perubahan pada sign system malioboro merupakan bentuk upaya kreatif yang dilakukan pemerintah untuk melestarikan budaya pada setiap aspek sosial. Dalam hal ini, budaya kreatif menimbulkan ketertarikan masyarakat untuk berfoto di sign system Malioboro. Sehingga sistem nilai ini dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan memberikan power terhadap sebuah desain.

"No pict = hoax. Yoi sis bro, lo harus bener-bener meyakinkan kalo lo emang lagi berada di Malioboro. Jadi saat lo masuk sekolah, kuliah, atau kantor, lo nggak dibilang manusia clickbait. Kayak judul-judul berita yang suka heboh sendiri itu, 'Wanita Ini Mengunjungi 5 Spot Unik di Malioboro, Nomor 4 Bikin Tercengang!" (Yohanes Endra Kristianto,2018).

Kemunculan media sosial memicu tren berfoto di objek wisata. Hal ini  menimbulkan ketertarikan dan eksistensi masyarakat untuk berfoto pada sign system Malioboro, kemudian menjadi bahan yang banyak diperbincangkan masyarakat. Sistem nilai ini dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan memberikan power terhadap sebuah desain pada sign system Malioboro. Sehingga terjadi dorongan sosial pada masyarakat untuk melakukan tindakan yang sama dengan orang lain.

Dorongan untuk berfoto pada sign system muncul karena ingin mengikuti tren perkembangan sosial. Mereka seakan mengejar eksistensi untuk mendapatkan perhatian dari semua orang. Dorongan tersebut timbul dari diri sendiri sebagai upaya untuk mempertahankan eksistensi. Adapun dorongan yang didapat dari luar timbul akibat orang tersebut melihat dan meniru kebiasaan yang dilakukan orang lain. Jadi masyarakat dan media sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fenomena berfoto di sign system Malioboro.

 Masyarakat memiliki pandangan apabila berkunjung ke kota Yogyakarta kurang lengkap jika tidak berfoto di area tersebut. Anggapan tersebut menyebabkan sign system Malioboro menjadi tempat yang ikonik untuk mengabadikan momen wisatawan yang berkunjung ke Malioboro. Banyak dari mereka yang memiliki kesan tersendiri ketika berfoto pada sign system malioboro tersebut.

Menurut Dhimas, seorang wisatawan asal Jakarta berpendapat bahwa dia rela berpanas - panasan demi berfoto di sign system malioboro. Alasannya  karena dia ingin memiliki foto kenangan pada tempat ikonik di kota Yogyakarta. Tanpa berfoto disana ia merasa liburannya ke Jogja terasa kurang lengkap.

Adapun narasumber lain yang kami wawancarai ialah Prasta yang mengatakan bahwa berfoto di sign system merupakan salah satu cara untuk menunjukkan kalau dirinya sedang berada di Jogja. Kenapa harus sign system Malioboro? Karena menurutnya disana merupakan tempat yang unik untuk dijadikan spot foto di Jogja.

Dhika menyatakan dia sendiri tidak suka berfoto di tempat ramai tapi menurutnya orang orang berfoto disana karena ingin menunjukkan eksistensinya yang sedang berada di Jogja. Mereka seakan merasa gengsi jika tidak melakukan tindakan tersebut. Karena memang benar sign system malioboro sudah menjadi spot favorit bagi wisatawan.

" Jika pertama kali ke jogja menurutku itu jadi suatu kewajiban, karena saat pertama kali itu pasti akan sangat exited sehingga aku merasa harus foto disitu. Untuk kenapa harus di sign systemnya aku lihat  orang lain foto disitu, jadi aku ngerasa aku juga harus foto disana. Menurutku juga tempat sign system itu strategis karena kalau di situ memperlihatkan seluruh jalan malioboro.",- Ungkap Josi sebagai salah satu narasumber.

Sebagian besar argumen yang dilontarkan narasumber menunjukkan fakta bahwa sign system malioboro menjadi simbol ikonik bagi kota Jogja, terutama kawasan Malioboro. Pengaruh interaksi masyarakat dan media sosial  mengakibatkan tempat tersebut menjadi tenar dan cepat dikenali banyak wisatawan. Ketenaran sign system Malioboro yang telah diketahui banyak orang menyebabkan terjadinya daya tarik wisatawan untuk berfoto di sign system Malioboro. Pada akhirnya, hal tersebut mendorong terjadinya penambahan fungsi pada sign system.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun