Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Teori Segitiga Cinta Untuk Jomblo

10 Januari 2014   16:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13893438941329979338

Jomblo pragmatis tidak akan pernah bertanya, "apakah cinta itu?"  Kalau suka si doi ya tinggal apel dan bila mungkin memacari.  Apabila ga cocok, tinggal putus.  Sebab itu ganti-ganti pacar menjadi sesuatu yang lumrah di antara jomblo-jomblo generasi posmo (baca: generasi pragmatis). Ganti-ganti pacar akan menjadi sesatu kebiasaan buruk yang di kemudian hari dapan menjadi kebiasaan ganti-ganti istri, ataupun ber gundik ria. Keputusan yang impulsif dengan alasan "cinta" sudah terbukti adalah penyebab madesu (masa depan suram). Demi cinta bahkan bisa lupa Tuhan, atau bahkan berani jual Tuhan-nya.  Demi cinta berani memberontak dengan rahim yang melahirkannya (baca: ibu).  Demi cinta berani melarikan diri dari orang tua (baca: kawin lari).  Banyak lagi akibat percintaan-percintaan murahan dari "generasi penerus bangsa"  ini yang membikin kita geleng-geleng kepala. Sebab itu teori berpacaran yang sudah menjadi  aneh bin tidak lazim harus mulai di galakkan di kalangan generasi ini.  Sehingga persentase "jomblo sukses" akan semakin bertambah, dan akhirnya kita akan melihat generasi baru bangsa ini yang semakin berkualitas dan tidak pragmatis, dan hedonis. Teori Robert Stenberg  soal cinta yang disebut Triangular Theory of Love patut diajarkan ke generasi muda, sehingga lebih mengerti arti cinta dan bagaimana menentukan pilihan hidup.   Paling tidak teori ini saya pegang dalam pengalaman saya mencari cinta waktu jomblo. Dan sekarang setelah menikah pun, definisi cinta sang psikolog sangat membantu saya untuk menghadirkan cinta dalam pernikahan dan keluarga.

Intimacy.  Passion. Commitment

Ketiga unsur ini harus di penuhi untuk melahirkan cinta yang consummate (sempurna).  Hanya keakraban (intimacy) hanya akan melahirkan cinta seperti persaudaraan dan saling menyukai. Sementara itu, ketika hanya gairah (passion) yang menggebu-gebu, hasilnya adalah free sex dan aborsi.  Akan tetapi, ketika hanya suatu hubungan hanya didasarkan komitmen (commitment) maka suatu kali akan ada perselingkuhan karena tergoda dengan gairah yang dimulai dari keakraban (misalnya, ditempat kerja). [caption id="attachment_289373" align="aligncenter" width="300" caption="Robert Stenber - Triangular Theory of Love"][/caption]

Sumber Gambar

Suatu hubungan yang sehat terjadi ketika ketiga ketiga unsur ini bertumbuh bersamaan.  Apabila salah satu unsur bertumbuh secara tidak nomal akan terjadi masalah. Berdasarkan komitmen untuk sama-sama menjajagi kemungkinan sebuah pernikahan, sepasang muda-mudi bisa mulai menggembakan intimacy dengan saling berbagi perasaan (curhat) dan mimpi-mimpi.  Dalam perjalanan gairah ditingkatkan mulai dari pandangan mata, bergandengan tangan, hugging, sampai akhirnya ketika waktunya tiba kissing dan "all the way" setelah menikah (full komitmen).   Kira-kira inilah panduan pacaran sehat secara ringkas yang semoga bisa membekali adik-adik yang lagi kasmaran, dan sudah ngebet married. Semoga artikel ringan ini bermanfaat untuk mengurangi penjualan kondom di antara jomblo, aborsi, ataupun patah hati yang tidak perlu :)

Baca Artikel Terkait:

Rahasia LDR (Long Distance Relationship) yang Berhasil

Resep Sukses Jomblo 35 Tahun

Pendekar Solo

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun