Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kompas Terus Menyerang Trump, Ada Apakah?

30 September 2020   12:04 Diperbarui: 30 September 2020   14:01 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas yang humanis, dan cenderung liberal memang bukan rahasia bagi yang mengikuti.  Sebagai "pembaca setia" Kompas, sejak koran kesayangan saya Sinar Harapan di berangus Orde Baru, saya sangat prihatin dengan perkembangan pemberitaan Kompas, secara idealisme.  Apalagi selepas kepergian alm. Jacob Oetama, siapa tokoh idealis yang menggerakkan kapal induk besar ini tidak jelas.  Don't get me wrong!  Saya tidak sedang membicarakan manajemen dan how to make money, tapi saya membicarakan identitas dan idealisme!  

Cerita benang merah.  Kepergian "founder Kompasiana" dari Kompasiana, Pepih Nugraha, bagi saya sampai sekarang menyisakan satu pertanyaan besar, ada apa dengan Kompas?  Saya cuma bisa menduga bahwa ada perbedaan idealisme antara Kang Pepih dan Manajemen.  Tetapi, anyway, ini mungkin benang merah yang terlalu dipaksakan untuk memperlihatkan thesis sederhana saya bahwa ada kemungkinan Kompas sedang kehilangan identitas, dan idealisme yang selama ini dijunjung tinggi.  

Kecurigaan saya semakin menjadi setelah melihat 3 tulisan berturutan selepas debat pertama pemilihan presiden antara Trump dan Bidden.  Coba kita lihat tiga judul artikel kompas berikut:

Debat Pilpres AS, Biden Pertanyakan Penanganan Covid-19 Trump kepada Rakyat AS

Debat Pilpres AS Panas dan Kacau! Trump Kerahkan Strategi Interupsi dan Bully untuk Cegat Biden

Cek Fakta: Trump Belokkan Pernyataan Biden Soal Lockdown Seluruh AS yang akan Tampar Ekonomi

Tidak membutuhkan seorang yang jenius jurnalistik untuk melihat bahwa ada pesan propaganda yang pro Biden dan kontra Trump di Kompas. Dan ini sangat disayangkan sekali, karena tidak seharusnya demikan.  Bahkan jelas-jelas sumber yang dikutip adalah lebih ke grup CNN (radical left) yang memang pro kiri dan Biden.  Perhatikan kutipan berikut:

Cek faktanya, klaim Trump salah, menurut Fact Check yang dilansir dari CNN hari ini. Lawan politik Trump itu tidak menganjurkan secara personal untuk lockdown seluruh negeri. Semua klaim Trump salah. Tidak benar bahwa Biden ingin mengabaikan "sains", atau bahwa dia telah mempresentasikan "rencana" apa pun untuk "menutup secara menyeluruh". Salah besar juga penyataan Trump yang disampaikan melalui Twitter, bahwa Biden telah menyatakan bahwa dia ingin lockdown seluruh negara sekarang. (Sumber)

Bagi saya, yang memang sangat concern dengan permainan radikal kiri dan kanan yang dimainkan oleh para liberal Globalist dan antek-anteknya seperti Obama dan Hillary yang sekarang dimainkan Biden dan Demokrat, pertarungan ideologis ini jadi sangat berbahaya karena "bola lambung" Kompas yang mewakili radikal kiri akan digunakan oleh kelompok radikal kanan di Indonesia.

Baik kiri maupun kanan, selama masuk kategori RADIKAL, sebenarnya mereka harus dikotakkan dikelompak yang sama. Yaitu kelompok, berbahaya, dan patut diwaspadai.  Perhatikan isu radikal kiri dan kanan yang sama: 1) Lockdown 2) Sara 3) Penangaan Covid19.   Kalau radikal kanan menggunakan jalur Islam Khilafah dan garis keras, radikal kiri memiliki tendensi menggunakan jalur Kristen liberal humanis dan sosialis.  Keduanya bukan Pancasila, keduanya berbahaya.  Salam Waras, Kompas cepatlah sembuh!

I always watch you!
Pendekar Solo 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun