Mohon tunggu...
Hanna Aulia Sudzada
Hanna Aulia Sudzada Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - 12 MIPA 4

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jenderal A.H Nasution

21 November 2021   00:42 Diperbarui: 21 November 2021   06:46 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Abdul Haris Nasution

Tepat pada hari Selasa, 3 Desember 1918 di desa Hutapungkut, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara ia dilahirkan, ia diberi nama Abdul Haris Nasution. Ayahnya yang bernama Abdul Halim Nasution seorang pedagang yang menjual tekstil karet dan kopi yang kemudian dijual kepada para pedagang Cina di Padang Sidempuan, Sibolga, Padang.  dan ibunya bernama Zaharah Lubis seorang wanita kuat dan hebat. Ia merupakan anak kedua, dan sebagai anak laki-laki pertama dalam keluarganya.

 Kakeknya pernah bercerita bahwa ia dilahirkan pada saat usia kandungan ibunya masih 8 bulan, maka dari itu ia sangat menyayangi ibunya. Dan pada saat kelahiran Nasution ayahnya tidak dapat menyaksikan langsung, dikarenakan ayahnya sedang berdagang di kota Sibolga, kota Pelabuhan kurang lebih 180km dari Hutapungkut.

 Keluarganya sangat bersyukur atas kelahiran Nasution, dikeluargannya ia dikenal dengan sebutan "Si Nas", Ia dikenal sebagai penggemar panjat pohon, dan gemar membaca, seperti saat ini ia sedang diam diatas pohon manga, dan ibunya sedang menjemur pakaian.

"Ibu liat Nas diatas pohon!" Serunya sembari melambaikan tangan

"Hati-hati Nas, nanti kamu jatuh" Jawab ibunya khawatir

"Tidak akan bu, Nas kan sudah jago" Balas ia membanggakan diri

"Iya iya ibu tau, anaknya ibu kan memang jago, hari ini buku apa yang kamu baca Nas?" Tanya Ibunya

"Nas sekarang sedang baca buku kisah Nabi Muhammad SAW" balasnya

"Pinter anak ibu" Seru ibunya

Ayahnya berikeras ingin haris menyelesaikan sekolah Nas di sekolah agama, tetapi tidak dengan ibunya. Akhirnya setelah perdebatan yang terjadi di keluarganya, orangtuannya pun menyekolahkannya ke sekolah Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun