Mohon tunggu...
Hanif Galih Pratama
Hanif Galih Pratama Mohon Tunggu... Bankir - Economist, Traveler, Writer

Senang melihat berbagai hal dari sudut pandang ekonomi-sosial.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Covid-19 dan Alasan Kita Akan Selamat

6 Agustus 2020   03:36 Diperbarui: 7 Agustus 2020   16:33 3065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandingkan dengan Brazil (21%), Mexico (43%), atau bahkan USA (8%) yang masih lebih tinggi (Data per 5 Agustus 2020, worldometer.info).

Terlebih lagi, laporan dari satgas Covid-19 menyebutkan hampir 80% kasus covid di Indonesia terjadi tanpa menunjukan adanya gejala terkena virus tersebut.

Sekali lagi, saya bukan pakar kesehatan. Tapi dari fakta data diatas, bolehkah saya mengambil kesimpulan sementara jika daya tahan penduduk Indonesia relatif kuat dalam menghadapi pandemi ini? 

Seperti halnya yang pernah diutarakan oleh Dr. Siti Fadillah Supari, mantan menteri kesehatan, yang pernah berhadapan langsung dengan virus flu burung tahun 2007 -- 2008 silam.

Alasan kedua, karena kita dekat.

Krisis ekonomi menjadi momok terbesar di paruh kedua tahun 2020. Banyak negara, maju maupun berkembang, terancam mengalami resesi karena ekonomi yang tidak berjalan di paruh pertama tahun ini.

Rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua 2020 sesuai dengan perkiraan banyak orang, minus 5,3%, sebagaimana terjadi di US yang minus 9,5%, atau di Uni Eropa yang harus terkontraksi hingga 14%.

Dampak resesi sudah jelas: kemiskinan, pengangguran, utang negara membengkak, hyperinflasi, dsb. Proyeksi ekonomi Indonesia sendiri paling baik dapat tumbuh tidak melebihi 1% di tahun 2020.

Indonesia dalam perjalanannya selama hampir 75 tahun merdeka, tidak lepas dari gejolak krisis ekonomi. Yang terdekat terjadi di tahun 2008 dan 1998 silam.

Meski dengan sebab yang jauh berbeda dengan apa yang kita alami saat ini. Namun tahukah kamu, kenapa kita bisa selamat dan pulih kembali dari kedua krisis ekonomi tersebut? Karena kita dekat.

Bermodalkan lebih dari 260 juta penduduk, dengan pekerja informal 40% lebih banyak dibandingkan pekerja formal, kekuatan ekonomi Indonesia bertopang di sektor rill. 

Budaya konsumtif di masyarakat Indonesia, suka tidak suka, menjadi penyelamat laju pertumbuhan ekonomi kita yang masih bisa diatas 5% ditengah berbagai ketidakpastian perekonomian global belakangan ini. Kita bukanlah negara yang akan hancur saat pasar saham runtuh atau nilai tukar bergerak liar tak terkendali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun