Mohon tunggu...
Hanifa Khilda Syahida
Hanifa Khilda Syahida Mohon Tunggu... Mahasiswa - @hanifaakhisya

A simple thing would be great✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Electric Vehicle Vs Internal Combustion Engine, Manakah yang Paling Hijau?

3 Februari 2021   13:14 Diperbarui: 3 Februari 2021   13:26 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Electric vehicle (EV), atau biasa kita sebut dengan sebutan kendaraan listrik, adalah sebuah kendaraan masa depan yang digerakan oleh energi listrik yang disimpan di baterai berkapasitas dan bertegangan tinggi lalu disalurkan ke dinamo penggerak untuk menggerakan poros roda. Kendaraan ini sebenarnya sudah ditemukan dan sempat populer di akhir abad 19, hanya saja sempat meredup lalu peran kendaraan engine pembakaran. Kendaraan listrik dianggap lebih hijau, lebih ramah lingkungan dikarenakan tidak menggunakan bahan bakar yang menghasilkan hasil reaksi pembakaran yang dapat mencemarkan lingkungan.

Sekarang di abad 20, ilmuan otomotif mulai serius mengembangkan teknologi electric vehicle ini. Dengan beberapa pengembangan, inovasi, pabrikan otomotif mulai melangkah ke industri kendaraan masa depan. Hampir semua pabrikan otomotif ikut meramaikan teknologi electric vehicle ini, seperti Porsche, BMW, Mercedes Benz, Hyundai, Toyota, Honda, dan sebagainya. Dan ada 1 pabrikan baru yang hanya fokus di segmen mobil listrik, yaitu Tesla. Banyak yang setuju dengan EV ini, bahwa kendaraan listrik adalah kendaraan paling efesien, kendaraan paling ramah lingkungan. Namun, apakah EV ini benar benar kendaraan hijau? Mari kita bahas sedikit sisi lain tentang kendaraan listrik.

Pertama, kendaraan listrik dianggap paling hijau karena energi nya bukan dari hasil pembakaran bahan hasil tambang fosil, tapi energinya dari listrik yang disimpan dari baterai. Tapi tunggu dulu, baterai terbuat dari apa? Baterai terbuat dari bahan penambangan raw material logam seperti Mangan, Cobalt dan Lithium, yang tentu ini berarti masih menggunakan bahan yang tidak terbarukan alias dari penambangan fosil, lalu pembuatan baterai sendiri pasti akan menggunakan asam untuk memurnikan logam-logam tersebut. "Material engine kendaraan bensin juga dari Baja, itu juga bahan fosil", memang dari bahan fosil tapi engine dari baja jika sudah tidak digunakan lagi masih bisa di daur ulang, diproduksi ulang kembali. Apakah baterai bisa? Untuk saat ini, limbah baterai sulit di daur ulang, bahkan limbahnya pun dianggap berbahaya bagi manusia. 

Faktanya sekarang ini sebenarnya baterai menjadi malah serius dalam lingkungan, apalagi di china, mengingat produksi baterai untuk gadget elektronik di china yang sedang melambung gencar gencarnya. Polusi yang ada di china lebih banyak dihasilkan dari pabrik baterai lebih tinggi daripada dari kendaraan bermotor. 

Kedua, kendaraan listrik digerakan oleh energi listrik, pertanyaannya, dari manakah energi tersebut? Yap, dari Pembangkit tenaga listrik yang biasa kita pakai sehari hari. Perlu diketahui, di negara besar yang sedang menggencarkan pengembangan kendaraan listrik, hampir semua pembangkit listriknya adalah listrik yang dihasilkan dari batu bara. For your information, Batu Bara dalam produksinya TETAP mengeluarkan emisi yang bisa dibilang LEBIH BERBAHAYA dari emisi kendaraan bermotor.

Berdasarkan dari banyak sumberpun, kendaraan listrik yang di charge dengan listrik dari batu bara adalah sama atau lebih parah dari segi emisi dibandingkan kendaraan biasa. Jika kita melihat realita di Indonesia saat ini, Pemerintah justru sedang fokus kepada program 10000MW yang mayoritas didalamnya adalah pembangunan PLTU. Kenapa PLTU? Karena PLTU adalah proses pembuatan listrik yang paling Efisien dibandingkan yang lain, baik itu dengan Diesel, terlebih turbin dengan CNG.

Lalu bagaimana dengan SOLAR PANEL, Wind power? Solar panel bisa, tapi membutuhkan daerah yang sangat luas untuk mengisi listrik dan hanya Saya sudah melakukan survei perihal kelayakan kendaraan listrik disebut kendaraan paling hijau. Awalnya mereka setuju, namun setelah melihat fakta fakta yang dijelaskan tadi mayoritas berubah pikiran, walaupun ada beberapa yang bersikeras mendukung Electrical Vehicle. 64% mengatakan tidak setuju, 18% ragu, dan 18% lagi tetap setuju dengan kendraan listrik. 50 % dari pengisi survei setuju terhadap pengembangan bahan bakar baru, sisa nya bervariasi, ada yang mengatakan bersepeda, tetap listrik, tetap menggunakan minyak bumi, dan ada 1 jawaban yang sedikit menggelitik, yaitu tidak usah menggunakan kendaraan. Pernyataan yang terlihat komyol, namun masuk akal juga. Jika kita lihat di Jepang, tren jalan kaki lebih populer dari pada menggunakan kendaraan pribadi. Saya setuju juga jika pemakaian kendaraan pribadi dikurangi, perbanyak kegiatan fisik seperti jalan kaki atau pun bersepeda. 

 dapat dilakukan pada saat tertentu, sehingga tidak bisa continous seperti PLTU, PLTD, PLTG. PLTA bagaimana? Kan di Indonesia banyak sungai yang mengalir deras? Memang PLTA saat ini banyak pula di Indonesia, tetapi tentu permasalahan seperti efek kepada sungai yang dibendung, kemampuan continous running tidak akan seperti PLTD PLTU PLTG, karena bergantung dengan debit air yang tenaganya tidak konsta. 

Padahal, listrik di Indonesia untuk sekarang tanpa mobil listrik dalam arti sehari hari pun masih kurang cukup. Di saat banyak daerah di Indonesia masih membutuhkan banyak listrik, dan masih banyak pemadaman di Indonesia, kebijakan kendaraan Listrik ini saya yakin adalah suatu hal yang kurang make sense. Ini bisa saja menimbulkan konflik energi. Mari kita berandai andai, katakan lah pada tahun 2040 penjualan motor listrik di Indonesia adalah 1 juta unit, dengan baterai 10Kwh, dan rata-rata memiliki jarak tempuh 100km, dan setiap hari mereka berjalan 100km. berarti Indonesia membutuhkan sekitar 10juta kwh per hari hanya untuk men charge motor, belum ditambahkan mobil. Apabila mobil ada 1 juta dan berjalan dengan jarak sama dengan baterai 50kwh, artinya pada sehari butuh tambahan 50juta kwh per hari untuk mobil. ditambah lagi kebutuhan per hari gadget dan listrik harian rumah tangga seperti mesin cuci, lemari es, alat rumah tangga lainnya yang "serba listrik".

Melihat fakta fakta yang sudah dijelaskan tadi, apakah benar adanya bahwa kendaraan listrik itu sebuah solusi untuk polusi lingkungan dan bisa menjadi pilihan di masa depan? Saya menentang ini dengan keras. Kenapa? Kendaraan listrik bukan lah barang baru, ditemukan sejak tahun 1828, lalu kenapa tidak berkembang? Masalahnya adalah BATERAI. Kendaraan listrik bukanlah kendaraan dengan energi yang dihasilkan sendiri seperti bensin/diesel. Kendaraan listrik tidak mempunyai energi sendiri, tidak bisa menghasilkan energi dengan sendiri, tetapi energi untuk menggerakan kendaraan listrik diperoleh dari luar, lalu disimpan untuk stok energi menggerakan dinamo. Jika diibaratkan, kendaraan biasa itu seperti fotosintesis tumbuhan, lalu kendaraan listrik seperti hewan yang membutuhkan makanan dari luar.

Daripada kita mengembangkan kendaraan listrik yang akan rumit, lebih baik kita mencari solusi lain dengan cara mencari energi lain yang lebih ramah lingkungan dari bahan bakar fosil saat ini. Kita harus mencari bahan bakar baru. Dunia otomotif kemarin menjalankan research tentang synthetic fuel, artinya bahan bakar yang dibuat bukan dari penyulingan minyak bumi. Bisa dibuat dari zathropa (biodiesel) hingga dari lumut atau alga. Ada beberapa lagi kendaraan hybrid yang sama sekali tidak memanfaatkan energi listrik, seperti Citroen Air Hybrid, dan Hydrolic Hybrid. Ada satu lagi kendaraan yang pernah dikembangkan, yaitu Compressed Air. Kendaraan yang memanfaatkan udara bertekanan tinggi yang disimpan dalam tank kompresor. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun