Al-Qur'an Obat Depresi
Oleh : Hanifah Tarisa Budiyanti (Mahasiswi)
Kasus depresi di Indonesia selalu meningkat setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) bahkan memprediksi setiap 40 detik terjadi kasus bunuh diri disebabkan oleh depresi. Sementara di Indonesia terdapat 15,6 juta orang yang mengalami depresi.
Sebuah fakta secara mengejutkan menyatakan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, lebih dari 30 juta penduduk berusia 15 tahun dan di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional dan depresi. Selain itu kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 dengan korban bunuh diri berkisar pada usia produktif yaitu 10-39 tahun. Bahkan sebagian siswa dan mahasiswa di Indonesia pernah berpikir untuk bunuh diri dan melakukan percobaan bunuh diri. (kemenkes.go.id)
Depresi menjadi gangguan mental serius yang menyebabkan sebagian besar korban melakukan bunuh diri jika tidak segera ditangani.Â
Depresi ditandai dengan terganggunya suasana hati dan kehilangan semangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti mengalami kesedihan yang mendalam, memiliki pengalaman traumatis, masalah ekonomi, dan masalah keluarga.
Sungguh hal ini merupakan alarm bahaya bagi negeri. Persoalan depresi menjadi tugas bersama bahwa generasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Walaupun Indonesia mengalami bonus demografi namun tidak dapat dipungkiri disaat yang bersamaan jutaan generasinya mengalami depresi.Â
Padahal menurut Kementerian Kesehatan, kesehatan mental yang baik adalah suatu kondisi ketika batin seseorang merasa tentram dan tenang sehingga ia semangat menjalani aktivitasnya secara produktif. Lalu ada apa dengan kesehatan mental generasi saat ini? bagaimana respon Al-Qur'an dalam menyelesaikan depresi?
Dari Mana, Untuk Apa dan Mau Kemana?
Setiap manusia tentu tidak lepas dari masalah di kehidupannya. Ujian selalu datang silih berganti di setiap fase kehidupan yang manusia jalani. Para Nabi pun juga tidak luput dari masalah bahkan masalah yang dihadapi nampak lebih berat dari manusia pada umumnya.Â
Para Nabi harus menghadapi resiko penyiksaan, pengusiran bahkan pembunuhan hanya karena menyeru kepada umatnya untuk menyembah Allah. Begitupun para pengikutnya yang kerap mendapat siksaan dari kaum yang membenci Islam.Â